Bismillah...
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Syurga untuk mereka... (Qs. At-taubah 111)
Kamis, 24 Mei 2012
Menepis kegalauan
Bismillah...
ternyata tidak ad hal yang lebih indah selain istiqomah... istiqomah fii sabilillah tetapkan hati ku padax Rabbana @_@..aamiin
setelah hari in..tdk ada lagi galau tentang hal2 yang yg tiada guna..menepis kegalauan dg berkontemplasi yg orientasix hanya padaMU Allah...
ternyata tidak ad hal yang lebih indah selain istiqomah... istiqomah fii sabilillah tetapkan hati ku padax Rabbana @_@..aamiin
setelah hari in..tdk ada lagi galau tentang hal2 yang yg tiada guna..menepis kegalauan dg berkontemplasi yg orientasix hanya padaMU Allah...
Jumat, 18 Mei 2012
Aku Rindu menjadi KeluargaMu
Aku
Rindu Menjadi KeluargaMu. Aku disini dengan berjuta kerinduan untuk
sebuah kenamaan. Sungguh, berjuta kemuliaan menjadi keluargaMu.
Ketika ku tahu untuk menjadi keluargaMu tidaklah sulit. Engkau tidak memintaku mendaki gunung Tihamah, menyelami Laut Mati, karena kalau seperti itu, tubuhku yang tidak seberapa kuat ini tidak akan pernah sanggup.
Dan Engkau tidak memintaku shalat sepanjang waktu, puasa sepanjang hari, karena kalau seperti itu, jasadku tidak akan sanggup menegak. Engkau “hanya” memintaku memindahkan kalamMu kedalam diriku, menghafalkan kalamMu dengan jasad yang tidak kurang dari lengkap.
Ketika ku paham menjadi keluargaMu tidaklah sukar. Banyak janji yang Kau hulurkan untuk hambaMu.
“Persiapkan wadahmu.” ucap seorang ustadz di sebuah pelatihan, dan Allah yang akan memasukkan Al-qur’an kedalam hatimu. Cukup menyiapkan hati, Allah tidak meminta sipakan perniagan besar dengan seluruh bekal harta yang banyak dan mahal, dan Allah juga tidak meminta siapkan beratus unta dan kawan-kawannya sebagai kurban untuk menjadi keluargaNya.
Namun, ya Rabb. Apa yang tidak ada dalam diriku? Hingga sampai sejauh ini usiaku belumlah sampai seluruh kalamMu dalam diriku. Hanya sebagian, tidak banyak, hanya sedikit yang mutqin, lainnya samar.
Sebaiknya ku renungi sebuah kata dari seorang ‘alim
“Sungguh tidak kudapatkan cela yang lebih besar dari dalam seseorang kecuali kemampuannya untuk sempurna, tapi ia tidak mau berjuang untuk meraihnya.”
Aku, beserta seluruh yang ada dalam jasad dan fikirku ingin menjadi keluargaMu, bisa kupastikan. Tetapi, ikhtiarku tidak lebih hanya seperti si dewasa yang mengikuti lomba makan kerupuk, minim ikhitiar. Tetapi, waktuku untuk Al-qur’an hanya waktu sambilan, waktu sisa, bukan waktu prioritas. Ketika sudah lelah beraktivitas, barulah kubuka dengan lemah mushaf yang sedari dulu ku impikan menghafalkannya. Tidak harus menunggu lama, aku sudah terlelap dipandangi Al-qur’an. Sangat tidak etis berharap yang mulia dengan waktu sisa, nyata saja tidak akan pernah berhasil.
Tetapi, do’aku padaNya tidak benyak meminta untuk dimudahkan menjadi keluargaNya. Mungkin aku mengira, aku saja mampu, tidak harus lelah-lelah berdo’a. aku lupa,
“Tidaklah manusia banyak berdoa kecuali menunjukkan kualitas tauhid dan akidah yang semakin baik.”
Mintalah padaNya, mintalah selalu bahkan dengan airmata yang menunjukkan harapan yang sangat, dan sungguh, hanya kepadaNya tempat meminta, bukan yang lain, bahkan tidak untuk mengandalkan diri sendiri.
Aku rindu menjadi keluargaMu, sangat rindu. Mencoba menanamkan keikhlasan yang murni, Lillahi ta’ala. Bukan yang lain, bukan untuk dikatakan cerdas, bukan juga untuk dikatakan ‘alim, ‘abid.
Mencoba merencanakan quwwatun mujahadah, sebab seberapa inginnnya pun diri ini jika tanpa mujahadah, semua seakan tersia, hanya janji dilisan, impian yang sekadar mimipi.
Dan ya Rabb, Kalaulah mungkin hati ini belumlah layak menerima kalamMu, layakkanlah dengan ridhoMu, layakkan dengan caraMu yang indah.
Kalaulah diri ini belum mampu menjadi keluargaMu, mampukanlah dengan iman dan taqwa yang Kau hendaki. Hingga nantinya, aku beserta seluruh jasad dan fikirku menjadi keluargaMu, menjadi Ahlullah. Adakah yang lebih mulia selain menjadi keluargaNya?
Ketika ku tahu untuk menjadi keluargaMu tidaklah sulit. Engkau tidak memintaku mendaki gunung Tihamah, menyelami Laut Mati, karena kalau seperti itu, tubuhku yang tidak seberapa kuat ini tidak akan pernah sanggup.
Dan Engkau tidak memintaku shalat sepanjang waktu, puasa sepanjang hari, karena kalau seperti itu, jasadku tidak akan sanggup menegak. Engkau “hanya” memintaku memindahkan kalamMu kedalam diriku, menghafalkan kalamMu dengan jasad yang tidak kurang dari lengkap.
Ketika ku paham menjadi keluargaMu tidaklah sukar. Banyak janji yang Kau hulurkan untuk hambaMu.
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-qur’an untuk peringatan, adakah yang mau mengambil pelajaran.” (Al-Qamar : 17,22, 32, 40)Dan aku tahu, janjiMu tidak pernah melesat dari tepat dan tak layak untuk diragukan. Ketika aku menyadari, menjadi keluargaMu tidaklah rumit.
“Persiapkan wadahmu.” ucap seorang ustadz di sebuah pelatihan, dan Allah yang akan memasukkan Al-qur’an kedalam hatimu. Cukup menyiapkan hati, Allah tidak meminta sipakan perniagan besar dengan seluruh bekal harta yang banyak dan mahal, dan Allah juga tidak meminta siapkan beratus unta dan kawan-kawannya sebagai kurban untuk menjadi keluargaNya.
Namun, ya Rabb. Apa yang tidak ada dalam diriku? Hingga sampai sejauh ini usiaku belumlah sampai seluruh kalamMu dalam diriku. Hanya sebagian, tidak banyak, hanya sedikit yang mutqin, lainnya samar.
Sebaiknya ku renungi sebuah kata dari seorang ‘alim
“Sungguh tidak kudapatkan cela yang lebih besar dari dalam seseorang kecuali kemampuannya untuk sempurna, tapi ia tidak mau berjuang untuk meraihnya.”
Aku, beserta seluruh yang ada dalam jasad dan fikirku ingin menjadi keluargaMu, bisa kupastikan. Tetapi, ikhtiarku tidak lebih hanya seperti si dewasa yang mengikuti lomba makan kerupuk, minim ikhitiar. Tetapi, waktuku untuk Al-qur’an hanya waktu sambilan, waktu sisa, bukan waktu prioritas. Ketika sudah lelah beraktivitas, barulah kubuka dengan lemah mushaf yang sedari dulu ku impikan menghafalkannya. Tidak harus menunggu lama, aku sudah terlelap dipandangi Al-qur’an. Sangat tidak etis berharap yang mulia dengan waktu sisa, nyata saja tidak akan pernah berhasil.
Tetapi, do’aku padaNya tidak benyak meminta untuk dimudahkan menjadi keluargaNya. Mungkin aku mengira, aku saja mampu, tidak harus lelah-lelah berdo’a. aku lupa,
“Tidaklah manusia banyak berdoa kecuali menunjukkan kualitas tauhid dan akidah yang semakin baik.”
Mintalah padaNya, mintalah selalu bahkan dengan airmata yang menunjukkan harapan yang sangat, dan sungguh, hanya kepadaNya tempat meminta, bukan yang lain, bahkan tidak untuk mengandalkan diri sendiri.
Aku rindu menjadi keluargaMu, sangat rindu. Mencoba menanamkan keikhlasan yang murni, Lillahi ta’ala. Bukan yang lain, bukan untuk dikatakan cerdas, bukan juga untuk dikatakan ‘alim, ‘abid.
Mencoba merencanakan quwwatun mujahadah, sebab seberapa inginnnya pun diri ini jika tanpa mujahadah, semua seakan tersia, hanya janji dilisan, impian yang sekadar mimipi.
Dan ya Rabb, Kalaulah mungkin hati ini belumlah layak menerima kalamMu, layakkanlah dengan ridhoMu, layakkan dengan caraMu yang indah.
Kalaulah diri ini belum mampu menjadi keluargaMu, mampukanlah dengan iman dan taqwa yang Kau hendaki. Hingga nantinya, aku beserta seluruh jasad dan fikirku menjadi keluargaMu, menjadi Ahlullah. Adakah yang lebih mulia selain menjadi keluargaNya?
Oleh: Linda Maya Sari.
Mahasiswa Sekolah Tingga Akuntansi Negara
Mahasiswa Sekolah Tingga Akuntansi Negara
Kamis, 10 Mei 2012
Cerita KKN ku - bag 1
Bismillah..
Alhmdulillah selesai juga salah satu tri darma Perguruan Tinggi...^ Pengabdian kpd Masyarakat ^ selama 2 bulan berada di kab Maros menunaikan tugas Negara..upps kayak polisi at TNI ..
2 bulan berada di desa Bontobahari kec. Bontoa... dengan kondisi alam yang masih alami dan belum terjamah oleh alat-alat berat pembangunan infrastruktur ...masih polos dengan tatanan alaminya namun indah karena alami dan apa adanya tepatnya dusun Baji Areng..
masih teringat kerempongan ketika masih di fakultas mencari info seputar KKN profesi..mencoba menjauh dari yang namanya KKN reguler...ap lagi di tambah dengan testimoni dari senior akhwat ttng kondissi KKN reguler yng amat banyak fitnahnya serta cerita ikhwan akhwat yang pada futur setelah ber KKN reguler... tp dalam hati ada suara untuk mencoba berKKN reguler..membayangkan hidup di desa beserta penduduk2 yang ramah dan simpatik seperti di kampung saya Barru..desa latappareng ^^
Qadarallah... sekitar 2 minggu kami (unhy-imha-reny-eva ) lelah dengan pencarian KKN profesi belum lagi di tambah dengan layanan akademik yang seakan menutup diri ttng info Profesi...
Deadline semakin dekat...untuk pendaftaran reguler,ak.hirnya dengan pertimbangan yang masih ragu dan kekecewaan tdk ada hasil dr pencarian kami ttng KKN profesi...finally kami memutuskan untuk ber KKN reguler di penghujung deadline waktu hari terakhir minus 10 menit Bank akan segera tertutup baru kami mengesekusi pendaftaran KKn reguler... yahhhh..akhirnya kami BerKKN reguler.
tepat tanggal 1 Maret 2012 kampus melepas kami dan ada yang unik dari KKN kali ini kami di kawal oleh para TNI dalam menjalankan proker nantinya di desa...para TNI juga ikud bekerjadsama dengan kami dalam rangka mengembangkan potensi tiap desa.
Tibalah pembagian posko di kantor camat.... semuanya nampak penasaran dengan siapa sj akan satu posko berjuang selama 2 bulan di desa yang di amanahkan..
yang saya yakini...Allah telah menetapkan keputusan yang terbaik bagi tiap HambaNya,KKN juga adalah ajang menempa diri bukan hanya soal mendapat nilai A atau B atau mungkin hanya sekedar formalitas untuk memenuhi persyaratan kelulusan namun ada nilai budi luhur ketika sanubari berkata dan membaca kondisi menyadari dengan sepenuh hati arti kehadiran mahasiswa KKN di desa ada harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi kelangsungan desa mereka
Akhirnya tibalah nama saya di sebut...yahh di desa Bonto bahari,Qadarallah saya di tempat kan di desa yang tergolong ekstrim dalam hal lokasi... akses jalan dan air yang krisis,tidak hanya itu ternyata hanya saya yang muslim untuk ceweknya.... ada 3 orang perempuan dan 4 orang laki2 dari jurusan yang berbeda- beda
to be continue....
HUfh cape'......insyaAllah lanjut esok hari..ttp semangka ;)
Alhmdulillah selesai juga salah satu tri darma Perguruan Tinggi...^ Pengabdian kpd Masyarakat ^ selama 2 bulan berada di kab Maros menunaikan tugas Negara..upps kayak polisi at TNI ..
2 bulan berada di desa Bontobahari kec. Bontoa... dengan kondisi alam yang masih alami dan belum terjamah oleh alat-alat berat pembangunan infrastruktur ...masih polos dengan tatanan alaminya namun indah karena alami dan apa adanya tepatnya dusun Baji Areng..
masih teringat kerempongan ketika masih di fakultas mencari info seputar KKN profesi..mencoba menjauh dari yang namanya KKN reguler...ap lagi di tambah dengan testimoni dari senior akhwat ttng kondissi KKN reguler yng amat banyak fitnahnya serta cerita ikhwan akhwat yang pada futur setelah ber KKN reguler... tp dalam hati ada suara untuk mencoba berKKN reguler..membayangkan hidup di desa beserta penduduk2 yang ramah dan simpatik seperti di kampung saya Barru..desa latappareng ^^
Qadarallah... sekitar 2 minggu kami (unhy-imha-reny-eva ) lelah dengan pencarian KKN profesi belum lagi di tambah dengan layanan akademik yang seakan menutup diri ttng info Profesi...
Deadline semakin dekat...untuk pendaftaran reguler,ak.hirnya dengan pertimbangan yang masih ragu dan kekecewaan tdk ada hasil dr pencarian kami ttng KKN profesi...finally kami memutuskan untuk ber KKN reguler di penghujung deadline waktu hari terakhir minus 10 menit Bank akan segera tertutup baru kami mengesekusi pendaftaran KKn reguler... yahhhh..akhirnya kami BerKKN reguler.
tepat tanggal 1 Maret 2012 kampus melepas kami dan ada yang unik dari KKN kali ini kami di kawal oleh para TNI dalam menjalankan proker nantinya di desa...para TNI juga ikud bekerjadsama dengan kami dalam rangka mengembangkan potensi tiap desa.
Tibalah pembagian posko di kantor camat.... semuanya nampak penasaran dengan siapa sj akan satu posko berjuang selama 2 bulan di desa yang di amanahkan..
yang saya yakini...Allah telah menetapkan keputusan yang terbaik bagi tiap HambaNya,KKN juga adalah ajang menempa diri bukan hanya soal mendapat nilai A atau B atau mungkin hanya sekedar formalitas untuk memenuhi persyaratan kelulusan namun ada nilai budi luhur ketika sanubari berkata dan membaca kondisi menyadari dengan sepenuh hati arti kehadiran mahasiswa KKN di desa ada harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi kelangsungan desa mereka
Akhirnya tibalah nama saya di sebut...yahh di desa Bonto bahari,Qadarallah saya di tempat kan di desa yang tergolong ekstrim dalam hal lokasi... akses jalan dan air yang krisis,tidak hanya itu ternyata hanya saya yang muslim untuk ceweknya.... ada 3 orang perempuan dan 4 orang laki2 dari jurusan yang berbeda- beda
to be continue....
HUfh cape'......insyaAllah lanjut esok hari..ttp semangka ;)
Langganan:
Postingan (Atom)