1. Kesuksesan besar itu merupakan akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil. (7-06-04)
Contoh
sederhana untuk meraih cita-cita jadi professor, ia harus sukses hari
demi hari belajar yang giat, sukses belajar I + sukses belajar II +
sukses belajar III + …. + …. = Profesor.
2. Sebenarnya sunnatullah itu merupakan refleksi dari sifat-sifat Allah… (7-06-04)
Contoh
sederhana, pohon beringin punya buah yang kecil, sedang pohon semangka
punya buah yang besar, ini menunjukkan ke-Maha Sayangan Allah. Contoh
lain, beruang yang hidup di daerah kutub punya kulit jauh lebih daripada
ular yang hidup di daerah panas, ini juga merupakan refleksi dari Allah
Maha Adil.
3. Jadilah
bak kayu cendana yang menebarkan keharuman ke seluruh udara. Mereka
yang menyentuhnya turut menjadi harum. Bahkan ketika dipotong pun, kayu
cendana memberi wangi pada pisau yang membelahnya. (7-06-04)
Inilah makna integritas kekokohan jiwa, dan ketulusan hati dalam menghadapi berbagai persoalan. Ingat
kisah dua anak Adam yang bertengkar. Al-qur’an menceritakan ketika
Qabil hendak membunuh saudaranya Habil, Habil menanggapi dengan
perkataan “..Dan tidaklah aku kan mengulurkan tanganku untuk
membunuhmu…”. Kejelekan tidaklah harus dibalas dengan kejelekan, justru
yang demikian kebanyakan tidak menyelesaikan masalah….
4. Tak ada yang kekal di dunia, semua yang datang pasti akan pergi….. bahkan diri kita pun akan kembali kepada Allah. (7-06-04)
Kita
tak bisa menolak datangnya….badai. Kita hanya bisa mempersiapkan dalam
menghadapinya. Kita juga tak bisa menolak bencana, kita hanya bisa
mewaspadainya….. lalu mengapa kita meratapi kehilangan sesuatu! Bukankah
kita awalnya tidak punya apa-apa, bahkan diri kita pun milik
Allah….maka barang siapa yang mendapatkan Allah,….maka sesungguhnya ia
telah mendapatkan segala-galanya.
5. Hari
kita….hari ini, kita tak bisa mengubah hari lalu, dan tidak bisa
menggenggam hari esok yang memang belum tentu datang. Hanya hari ini
yang benar-benar milik kita. (7-06-04)
Rasulullah
mengajarkan kita agar benar-benar menjaga waktu, saat pagi tiba, jangan
menunggu sore. Hari yang lalu tak bisa kita ulangi, sedang esok tak ada
kepastian, jadi tak perlu menggantungkan diri pada sesuatu yang tidak
pasti. Hari ini…..dan hanya hari ini kita punya kesempatan yang nyata,
jangan sampai sia-sia.
6. Kita
berjalan bukan di atas rencana, tetapi di atas keputusan-keputusan.
Keputusan membuat kita bergerak, menyingkirkan keraguan, dan mewujudkan
harapan. (7-06-04)
Perencanaan
yang baik memang diperlukan, tapi tidak akan berarti tanpa keputusan.
Keputusan membuat kita mengerti apa kelebihan dan kekurangan kita, dan
bagaimana kemampuan kita. Keputusan juga akan mengajarkan pelajaran
tentang keberanian dan kewaspadaan, sebagai bekal menghadapi kehidupan……
7. Langkah
kecil bukanlah kemajuan kecil. Bukankah bangunan megah selalu terdiri
dari tumpukan batu yang dilekatkan oleh butiran-butiran kecil?. (7-06-04)
Jangan
cemas dengan langkah kecil yang kita buat. Keberanian kita untuk
melangkah merupakan kemajuan besar. Cemaskanlah bila kita kehilangan
keberanian untuk mengambil langkah. Bukankah jalan raya yang
menghubungkan kota-kota besar selalu dirintis oleh jalan setapak
melangkah….?
8. Bersyukurlah
bukan atas keberuntungan, tapi atas sisi positif yang senantiasa
menyertai keberadaan kita. Tak ada yang meringankan hidup selain sikap
bersyukur. (09-06-2004)
Semakin
bersyukur semakin banyak yang kita terima. Semakin jauh kita
mengingkari semakin berat beban, dan semakin sempit hidup ini. Yakinlah
ada hikmah di balik setiap peristiwa, ada kenikmatan di balik setiap
kesengsaraan, dan ada kemudahan di balik setiap kesulitan, tinggal
bagaimana kita menemukannya.
9. Ada kendahan di setiap saat. (09-06-2004)
Ada keiindahan
pada warna-warni kehidupan, ada keindahan di kala lapang dada, ada
keindahan pada tiap tetes hujan, ada keindahan pada seberkas cahaya
mentari, ada keindahan di setiap syukur yang kita lafadzkan, ada
keindahan di tiap kicau burung, ada keindahan setiap ketulusan, ada
keindahan di setiap kita menyatu dengan kehadiran Ilahi….Sang Maha
Indah….
10. Sesuatu
yang bermanfaat akan semakin bermanfaat bila kita mensyukurinya. Yakni
bila kita menggunakannya sesuai dengan tujuan serta merawatnya sepenuh
hati. (09-06-2004)
Hargailah
setiap karunia yang Allah berikan pada kita. Tak perlu kita iri pada
apa yang dimiliki oleh orang lain. Kita tidak diciptakan untuk menjadi
manusia yang kalah! Allah akan lebih senang kita memperoleh sesuatu dari
hasil keringat sendiri.
11. Kesejatian
kita adalah saat berlayar menembus badai mengarungi samudra kehidupan
menuju pantai harapan. Jangan biarkan masa lalu menambat kita di suatu
tempat. Justru hal itu yang akan membuat kita rapuh dan berkarat…..(11-06-2004)
Kita
ibarat perahu… antara kita dengan pantai harapan adalah topan badai,
gelombang dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan
adalah masalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian kita teruji….
Hakikat diri kita adalah berkarya menemukan pulau kebahagiaan itu.
12. Jangan
gentar, hadapilah tantangan. Kekuatan kita tertanam di dalam diri
melalui perjalanan hidup yang panjang, terjal & licin, sesuatu yang
kita alami sehari-hari. (11-06-2004)
Sebesar
apapun masalah, takkan melebihi kemampuan kita untuk memikulnya. Justru
untuk itulah kita berada disini. Masalah untuk dihadapi bukan
dihindari… maka sungguh rugi orang yang mencampakkan masalah ……. karena
di balik masalah ada hikmah……sesuatu yang berharga. Kita akan menemukan
pemandangan indah saat di puncak setelah kita berhasil melewati jalan
terjal, berbatu dan licin…
13. Masalah adalah hadiah, ia merupakan peluang menuju jenjang lebih tinggi, ia yang akan membuktikan ketangguhan jati diri kita. (11-06-2004)
Bila
kita menganggap masalah sebagai beban, mungkin kita akan menghindar.
Bila menganggap masalah sebagai tantangan, mungkin kita akan
menghadapinya dengan berat. Namun jika masalah sebagai hadiah, kita akan
menerima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, kita melihat
pelajaran sekaligus keberhasilan di balik setiap masalah. Ia adalah anak
tangga menuju kekuatan yang lebih. Maka hadapi dan ubahlah menjadi
kekuatan untuk maju selangkah. Justru tanpa masalah, kita jadi tak layak
memasuki jalur keberhasilan…!!!
14. Hidup hanya sekali, hadapi saja dengan senyum di bibir, ketulusan hati, kesederhaan berpikir, dan kegembiraan dalam dzikir. (15-06-2004)
Jalani
hidup ini dengan ketulusan seutuhnya, saat kita berani menghadapinya,
kita temukan bahwa hidup ini indah……..sangat indah. Kita lebih berharga
dari masalah yang menghadang. Jangan sampai kita tenggelam hanya karena
suatu masalah. Tak ada masalah yang abadi….
15. Kita memerlukan keberanian untuk sukses. Tiada guna pedang yang tajam, pena yang runcing, jalan yang terjal tanpa keberanian. (15-06-2004)
Memang
tak ada jalan mudah menuju keberhasilan. Namun bila kita tak
memulainya, kita takkan kemana-mana, kecuali tetap berada disitu, di
lingkaran NOL BESAR kita. Seperti puncak gunung semakin tinggi memanjat,
semakin sendiri para pendaki. Hanya pendaki yang tangguh saja yang
berhasil menjejakkan kakinya disana.
16. Anugerah
dalam diri manusia sudah begitu berharga; panca indera, anggota tubuh,
akal pikiran, hingga sebongkah hati nurani. Semua tentu bukan untuk hal
percuma, maka tak ada alasan untuk tidak memberikan yang terbaik dalam
kondisi apapun. (17-06-2004)
Semestinya,
kita bermanfaat dari pucuk rambut sampai ujung kaki. Seperti pohon
kelapa membawa manfaat pada seluruh anggota tubuhnya, dari daun hingga
akar. Tapi manusia dicipta lebih sempurna daripada kelapa, lalu mengapa
banyak orang merasa hidupnya yang hanya sekali ini sia-sia?. Kita
berlindung kepada Allah dari kesia-siaan hidup….
17. Bahkan
seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah, dan sebongkah
batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya kita dengan
segala kekuatan yang tak dimiliki siapa pun untuk mengubah dunia…..dunia
kita. (22-06-2004)
Berdirilah
depan jendela. Pandang keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang
bisa kita berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa kita
hadir disini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung kita.
Keberadaan kita bukan untuk sia-sia. Berikanlah yang terbaik dari apa
yang bisa kita lakukan, maka saat itulah sebenarnya kita berada dalam
kesuksesan….
18. Kerjakan
kebaikan meski tampak remeh. Tak perlu kita menilai besar kecilnya jasa
perbuatan baik kita. Setiap tindakan, baik maupun jahat, memerlukan
pelaku. Bila kita tak melakukannya, orang lain akan menunaikannya.
Lakukan yang terbaik….. atau hilang kesempatan. (24-06-2004)
Tak
perlu kita menilai besar kecilnya perbuatan baik. Sebab sering kali
sebuah perbuatan yang tampak remeh justru harus kita lakukan demi
kebaikan yang teramat besar. Kita tak tahu skenario apa yang akan
berlangsung satelah itu. Lakukan saja perbuatan baik sekecil apapun. Dan
jangan sekali-kali menganggap orang lain lebih layak melakukannya.
19. Kita adalah baut kecil yang terpasang pada sebuah mesin raksasa yang bernama kehidupan. (25-06-2004)
Tak
ada baut terpasang percuma. Semuanya mempunyai peran penting. Setiap
baut harus berfungsi sebagaimana ia ada. Sayangnya, baut itu dapat aus
atau terpental akibat motivasi keliru yang memandang materi, sanjungan,
atau jabatan sebagai tujuan. Padahal ia hanyalah kembang gula pemanis
gerak kita. Penuhilah peran kita agar mesin kehidupan terus berjalan.
20. Hidup ini bukan untuk mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa yang dapat kita lakukan dengan apa yang kita miliki. (25-06-2004)
Jangan
mengeluh, kita telah sempurna untuk misi kita. Kita telah dianugerahi
sosok terbaik. Kita hanya perlu mensyukuri apa yang ada pada diri kita
sendiri, maka kita akan menemukan kekuatan yang tak terbayangkan. Nilai
kita adalah apa yang kita karyakan bukan apa yang kita keluhkan. Carilah
kekuatan itu pada diri kita sendiri….
21. Justru
kita diciptakan untuk menyelesaikan masalah. Apalah artinya kita jika
tak mampu menyelesaikan masalah. Masalah-lah yang mengangkat derajat
kita. (26-06-2004)
Ibarat
game kita takkan bermain pada level berikutnya kecuali kita sanggup
mengatasi persoalan yang diajukan. Semakin tinggi level makin sulit
persoalan dihadapkan. Tapi seiring dengan itu kemampuan kita kan
bertambah. Allah memberikan ujian untuk dihadapi bukan untuk dihindari.
Hadapi dan lalui……..tak perlu bertengkar dalam menghadapi masalah, karna
itu bukan jawaban yang tepat. Setiap masalah pasti ada solusinya…….ini
yang mengantarkan kita pada keberhasilan.
22. Jangan biarkan bisa menjadi tidak bisa!!! Siapa pun kita Allah telah jadikan sebaik-baik bentuk. (27-06-2004)
Mulailah
mengerjakan sesuatu, jangan biarkan pertanyaan yang belum jelas,
melunturkan kemampuan kita untuk melakukan sesuatu. Memang, banyak hal
yang tak bisa kita lakukan saat ini. Tapi jangan relakan diri kita
berada di titik nol. Kerjakan sesuatu yang kita bisa, meski hanya
menuliskan sebuah titik. Sekecil apa pun langkah, sebagai permulaan
adalah langkah besar bagi diri kita.
23. Kerja
keras merupakan keharusan, tapi yang lebih penting adalah bagaimana
kita menemukan kebahagiaan dalam tiap tetes keringat kita. (2-07-2004)
Mungkin
kita berpikir apa yang akan kita peroleh dari yang kita lakukan. Namun
alangkah lebih baiknya jika kita berpikir apa yang terbaik yang bisa
kita lakukan. Jangan hiraukan apa yang akan kita terima, dan yakinlah
Allah akan memberi jauh lebih berharga dari apa yang kita berikan itu…!
24. Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat kita; mengubah butir-butirannya menjadi gula pemanis. (3-07-2004)
Namun
bila kemudian kita menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan
dari pujian itu, maka itu petaka! Saat itu kita telah kehilangan
kebebasan dalam kebaikan, juga jati diri. Jangan timbang keberhasilan
kita dari seberapa tinggi salut orang lain pada kita.
25. Kendalikan diri dari buaian sanjungan, karena ia mirip musang berbulu domba. (4-07-2004)
Menahan
agar emosi tak terbakar oleh kata makian mungkin terasa sulit. Namun,
jauh lebih sulit menahan kerusakan akibat sebuah sanjungan yang kita
telan mentah-mentah. Bagai memar terbungkus es, sakit pun tak terasa,
namun kerusakan jaringan tetap ada disana. Di balik nikmat sejuk sebuah
pujian, tersembunyi memar yang kelak memakan habis kesadaran kita. Waktu
kita terbuai, saat itu kita mudah diruntuhkan. Berhati-hatilah dengan
setiap pujian, sanjungan, dan kehormatan yang kita terima…
26. Bermain curang berarti menodai kemenangan dan menipu diri sendiri. (6-07-2004)
Tak
ada jalan pintas menuju kemenangan. Bila kita mencari-carinya, kita
mungkin akan tergoda oleh taktik curang yang menjanjikan kemenangan
besar. Pemenang yang bermain curang hanya pantas mengenakan mahkota
lumpur. Apa arti kemenangan jika kita sendiri kalah dalam menjaga
kemurnian cara permainan. Semua orang mengharapkan kemenangan, namun
semua orang lebih menghargai kejujuran….
27. Jangan janji, bila kita tak mampu memenuhinya, karena sekali mencederai janji, akan cacat seumur hidup. (11-07-2004)
Tepati
apa yang kita janjikan. Pertimbangkan matang-matang sebelum berucap.
Janganlah kita tak sadar dengan perkataan yang menumbuhkan harapan bagi
orang lain. Tak perlu banyak kata untuk menawarkan minyak wangi,
sepercik keharuman jauh lebih harum dari kata harum itu sendiri. Oleh
karena itu orang lebih terkesan pada apa yang dirasakan ketimbang yang
kita ucapkan.
28. Wujudkan
karya kita karena ketulusan hati. Kita berkarya karena kita menyadari
bahwa keberadaan kita bukan untuk sia-sia. Kita adalah kekuatan dengan
suatu tujuan. (21-07-2004)
Lakukan
segala sesuatunya dengan penuh tawadhu’. Kita tak perlu mencari
sanjungan, ucapan terimakasih, atau pujian dari orang lain. Sama sekali
tak ada alasan untuk itu. Saat melakukan kebaikan orang lain tak perlu
tahu bahwa kita yang melakukannya. Ketika kita merendahkan hati di
hadapan orang lain, dunia kan menghormati kita. Sebaliknya, saat kita
menyombongkan diri, dunia malah merendahkan kita!
29. Tetaplah berbuat kebaikan, meski tak seorang pun berterimakasih pada kita, atau jangan menunggu orang lain berbuat baik. (29-07-2004)
Jangan
urungkan niat baik hanya karena soal pamrih terimakasih. Acap kali
orang yang kita tuju tak mengetahui perbuatan kita. Namun orang-orang
yang tak kita duga justru amat merasakan manfaat itu. Cukuplah Allah
yang menyaksikan kebaikan kita, biarlah itu mengalir dari tangan kita;
tanpa harus disadari. Bukankah ini lebih meringankan benak kita
ketimbang menimbun beban perasaan berjasa.
30. Hiduplah bersahaja, terima apa yang kita dapat dengan lapang, dan ingat sesuatu dikumpulkan untuk diberikan. (14-08-2004)
Seekor
tupai hanya tinggal dalam satu lubang, meski terdapat ribuan pohon
besar di hutan. Seekor zebra hanya meneguk air kubangan secukupnya meski
panas terik membakar gurun. Begitulah alam mengajarkan kesederhanaan.
Kesederhanaan adalah kekuatan setiap orang besar di dunia, yang dipanuti
jutaan orang bertahun-tahun, hidup sederhana. Seberapa tinggi kita
mendaki karier, seberapa luas kita meraih cakrawala,
selalu ada batas yang tak bisa dilewati, ini bukan batas yang
menghentikan langkah, tapi batas untuk menyesuaikan makna hidup, kita
pun dapat melangkah lebih ringan. Bila selama ini kita mengumpulkan
sesuatu, maka batas-batas itu menuntun kita untuk merelakan lepas dari
genggaman. Sadarilah saatnya pasti tiba.
31. Ketenangan
bukanlah gemercik air di kolam, angin semilir, senyapnya malam, atau
hijau dedaunan. Ketenangan tidak berada di luar sana. Ketenangan berada
dalam diri kita. (22-08-2004)
Dalam
mencari ketenangan, tak usah lari dari hiruk pikuk kehidupan.
Pandanglah sesuatu dengan sederhana dan sejernih mungkin. Dunia adalah
cermin pikiran. Kita yang mengatakan dunia itu ribut, sebenarnya berasal
dari pikiran yang ribut. Berdamailah dengan diri kita sendiri. Kita
perlu memiliki kekokohan seperti batu karang yang tak goyah walau badai
menerpa.
32. Sebenarnya,
apapun yang kita cari, kita hanya mencari segenggam kebahagiaan hidup.
Lalu lalang dan pontang panting manusia tak lain karena itu. (30-08-2004)
Terkadang
orang terhenti saat mereka menerima segenggam rezki, atau menemukan
secuil kekuasaan, atau mereguk sekejap ketenaran, seakan-akan
kebahagiaan ada dibalik yang mereka dapatkan itu. Namun sebenarnya
kebahagiaan tiada di sela-sela itu semua. Kebahagiaan adalah kebebasan.
Kehadiran kita di muka bumi untuk merintis kemakmuran, bagi masa kini
dan ribuan generasi mendatang.
33. Dunia
tak dapat membahagiakan kita. Hanya kita yang bisa melakukannya. Kita
bisa berbahagia hanya dengan memutuskan untuk menjadi bahagia. (05-09-2004)
Barangkali
kita berpikir tidak mungkin menjadi bahagia saat segala sesuatunya tak
berjalan sesuai keinginan, atau suatu tragedi menyedihkan yang menimpa
diri kita. Namun, kejadian dan lingkungan sekitar kita tak harus
membatasi kita. Rasa sedih itu alami, menyehatkan dan tak dapat
dihindari. Tapi, rasa sedih itu, meskipun mendalam, tak harus
membelenggu diri kita. Boleh saja kita kecewa dengan kejadian di luar,
namun kita bisa tetap berbahagia dengan diri sendiri sepanjang waktu.
Berbahagialah dan jadilah diri kita yang terbaik……
34. Kesempatan
selalu terbuka setiap saat, namun dengan kadar yang berbeda. Ia tak
memihak siapa pun melainkan pada keputusan kita. Karenanya putuskanlah
yang terbaik bagi kita. (10-09-2004)
Kata
pepatah; matahari pagi takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang
yang tidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar kita
mau membukakan pintu keputusan kita. Dan kesempatan terbaik yang kita
miliki adalah hidup yang hanya sekali ini melalui detik demi
detik…..sesaat demi sesaat.
35. Kesuksesan
tidak mendatangi kita. Kitalah yang harus menemuinya dengan serentetan
kesempatan. Kesempatan emas yang kita cari ada dalam diri kita sendiri.
Tidak bergantung pada lingkungan, keberuntungan atau pun pertolongan
orang lain. (13-09-2004)
Kita
bisa mulai pencarian dimana pun kita berada tiap saat. Rumput kejauhan
mungkin tampak lebih hijau, namun kesempatan itu tepat berada dimana
kita berada. Ketika kesempatan itu muncul, ambillah keuntungan darinya.
Kita tak memerlukan lebih besar kemampuan, atau lebih luasnya
kesempatan. Yang kita perlukan adalah menggunakan apa yang kita miliki
sekarang! Belajarlah menangkap kemujuran, yang selalu berada di
sekeliling kita. Setiap kita memiliki kesempatan untuk berhasil.
Keberhasilan itu tidak bergantung pada seberapa cakep wajah kita, hidung
yang mancung, harta yang melimpah….tidak. Akan tetapi keberhasilan itu
ada pada saat kita sanggup memberi yang terbaik dari apa yang bisa kita
lakukan. Sayangnya, sering kali orang memperlakukan kesempatan hidup
layaknya memperlakukan cuaca buruk. Mereka menunggu dalam rumah hingga
badai selesai….. tepislah itu dan putuskan bahwa hari ini adalah
keberhasilan kita…..!!!
36. Tak
ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Kita takut karena
tidak mengerti……! bukalah pikiran kita untuk memahami ketakutan itu,
maka kita akan temukan keberanian untuk menghadapinya. (25-09-2004)
Hadapilah
hidup ini apa adanya, dengan lapang dada, jangan sembunyikan, tunda
atau berhenti untuk memecahkan masalah kita. Karena bahayanya bukan
karena masalah itu semakin besar, namun pikiran kita yang semakin
kerdil, pandangan kita yang semakin sempit. Lawan…..tatap matahari bukan
bayang-bayang.
37. Rasa
takut merupakan alarm jiwa agar kita melakukan sesuatu. Jangan
perlakukan ia dengan melangkah surut. Memang setiap hal baru memicu rasa
cemas, ketidaktahuan membuat khawatir. Tapi bila kita paham, rasa takut
sebenarnya penyedap yang membuat suatu masalah menjadi menarik. (26-09-2004)
Letakkan
kerikil dekat ke cahaya lampu. Bila kita alihkan pandangan dinding di
balik kerikil, kita temukan bayangan hitam besar, itulah yang kita
anggap masalah. Namun itu hanya bayangan bukan persoalan yang semestinya
kita hadapi. Jangan biarkan ketakutan mengalihkan pandangan kita dan
melupakan masalah sesungguhnya. Tetaplah tekun memusatkan tujuan…….
melihat cahaya terang bukan bayangan yang hitam…….
38. Bila
di hadapan kita bertumpuk persoalan yang harus dipecahkan, tak usah
berharap akan selesai dengan sendirinya. Jika kita tak mau mengambil
kesempatan itu. Persoalan akan mencari orang yang tepat untuk
menyelesaikannya, yakni orang yang bersedia untuk tumbuh dan berkembang. (27-09-2004)
Ketika
kita menghindar dari hadangan persoalan, sebenarnya keberanian kita
mengerut hingga tak lebih dari sejentik kekerdilan hati. Tapi yakinlah bahwa sebesar apapun ujian, ia takkan lebih besar dari kemampuan kita.
39. Satu-satunya
hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri. Saat kita
berani menghadapi sesuatu yang menakuti berarti kita membuka pintu
menuju kebebasan. (01-10-24)
Salah
satu kejutan terbesar yang akan kita alami adalah saat kita menemukan
bahwa kita bisa melakukan apa yang kita takuti tak bisa dikerjakan. Saat
kita berpihak pada rasa takut sebenarnya kita telah meremehkan tidak
hanya diri sendiri tapi juga Allah Sang Maha Pemberani……
40. Harapan
adalah jawaban terindah saat gagal karena sebenarnya kegagalan
mengajarkan kita bahwa jalan yang kita tempuh adalah salah. (10-10-2004)
Menjadi
pemain selalu menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan, itu
hanya bila kita tak kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, kita
layak menantikan saat untuk bermain kembali. Bahkan kita pun harus tau
bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu, kita tak tahu bagaimana menjadi
menang. Seperti anak kecil, tak peduli berapa kali ia terjatuh. Namun
sepanjang pikiran dan semangatnya tertuju pada keberhasilannya
mengendarai sepeda, ia akan bangkit kembali. Dan selama ia bangkit, ia
akan mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah keberhasilan.
41. Tak perlu mencari alasan untuk menutupi kegagalan, mulailah evaluasi dan bangkit untuk meraih keberhasilan. (12-10-2004)
Bila
kita cari alasan untuk sebuah kegagalan, kita bisa dapatkan
berjuta-juta alasan. Tapi alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah
kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali alasan berupa pengingkaran.
Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri
sendiri, sekaligus melemahkan kekuatan kita. Kegagalan ibarat pasir
keruh yang menyembunyikan emas. Emas itulah keberhasilan, hanya orang
yang tekun menyisihkan pasir keruh yang akan menemukan emas itu!
42. Kesalahan memang tak mengenakan, namun orang yang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan dari pada keberhasilan. (15-10-2004)
Bila
tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya kita koreksi diri,
jangan-jangan kita tak melangkah setapak pun. Kesalahan menuntun kita
untuk mengambil tindakan yang lebih baik. Kesalahan mengajak kita untuk
pelajari kembali sesuatu yang terjadi. Kesalahan adalah kawan baik yang
mengatakan secara samar apa yang harus kita kerjakan dan apa yang harus
kita tinggalkan!
43. Adalah mustahil mengakhiri pertempuran amarah bila kita tak mengubur habis-habis kesalahan orang lain dengan maaf yang tulus. (15-10-2004)
Mema’afkan
adalah membiarkan masa lalu tetap menjadi bagiannya sendiri, dan
membuka kertas bersih untuk dituliskan lagi, entah oleh keberhasilan
atau kegagalan. Siapa tahu…..?
44. Orang sukses selalu bertindak, dia yang mengarahkan kondisi, bukan kondisi yang mengarahkan dia. (17-10-2004)
Selalu
bertindak …… ibarat air yang selalu mencari celah. Terus mencoba,
kegagalan besar yang sering dilakukan manusia adalah gagal dalam
mencoba. Orang sukses itu melewati kegagalan puluhan kali, atau bahkan
ratusan kali. Justru untuk mengasah kemampuannya…..!
45. Akui kesalahan kita. Mengakui kesalahan bukanlah pertanda kelemahan. Justru diperlukan kekuatan untuk mampu melihat dan mengakui kesalahan. (24-10-2004)
Sebagai
manusia, kita takkan bisa mencapai kesempurnaan. Kebijakan dan
pelajaran hidup takkan tercapai dengan mengejar kesempurnaan. Namun
kesalahan memberi pelajaran pada kita apa yang seharusnya tidak kita
lakukan. Dengan mengakui kesalahan dan bersedia menerima konsekuensinya,
maka jiwa tak lagi terbebani. Memang esok hari hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang berani menghadapinya.
46. Jangan bunuh keceriaan kanak-kanak
dalam jiwa kita. Bermainlah sewaktu-waktu demi kesegaran gairah kita,
karena medan kita adalah halaman surga tempat bermain. (27-10-2004)
Hal
yang kita pelajari di masa kecil adalah bermain. Kita berlari,
bersembunyi, bahkan berkelahi pun sambil bermain. Orang tua yang bijak
membiarkan anak-anak bermain demi mengajarkan kegembiraan. Bahkan hewan
pun melatih dirinya lewat bermain. Lumba-lumba berlompatan di permukaan
air, anak kucing pun berguling bercakaran, kupu-kupu menari di area
bunga. Bermain petanda gerak intelegensi dan kesegaran emosi.
47. Kebahagiaan
tertanam dalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu menemukannya.
Sayangnya kebahagiaan sering kali tertimbun endapan rasa takut, dengki
dan kecewa akibat hal-hal di luar diri kita, karena itu harus kita
singkirkan. (31-10-2004)
Dunia mungkin membuat kita sedih. Namun
dunia tak boleh memiliki kita. Seperti antusias anak-anak, mereka tetap
menemukan permainannya meski di tengah panas terik dan hujan lebat.
Mereka lakukan itu karena dorongan keceriaan dan kebahagiaan dari dalam
diri. Diri dalam mereka tidak dibatasi oleh dunia luar….. bukan dunia
yang mengatur kita, tapi kita yang mengatur dunia…….
48. Allah.…menganugerahi kita seperangkat alat untuk menjalani kehidupan….. yang semuanya harus dijaga. (8-11-2004)
Penebang
mengasah kapaknya. Pemburu mengencangkan busurnya. Penulis meraut
pensilnya. Mereka harus memperbarui peralatannya. Inilah prinsip
sederhana tentang produktivitas. Tak banyak pohon yang bisa ditebang
oleh kapak yang tumpul. Tak ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur
yang renta. Tak ada kata yang bisa tertulis dari pensil yang patah.
Maka tak ada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa nyaman
bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan
agar selalu dapat digunakan untuk membuka kemakmuran. Serta tiada yang
harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar
nyanyian kedamaian hidup ini…….
49. Mungkin
kita tak mencapai akhir kesempurnaan. Namun, kita dapat menjadi
sempurna untuk saat ini, yakni dengan mencurahkan seluruh karya kita
sekuat tenaga & sepenuh hati. Setiap detik adalah jalan baru menuju
perbaikan diri. (20-11-2004)
Teruslah
memperbaiki diri. Keunggulan diraih melalui pengembangan tiada henti.
Reputasi dibangun dengan memberi arti pada tiap langkah yang kita
tempuh, jangan kau lihat seberapa jauhkah telah melangkah, tapi lihatlah
seberapa benarkah langkah yang ditempuh…..karena hanya dengan
kebenaranlah kita menjadi bernilai di mata Ilahi….yang Hak.
50. Sadari,
kita tak bisa hidup seorang diri, selalu ada kehidupan yang berjalan
berdampingan dengan kesibukan kita sendiri. Karena memang dunia milik
semua orang. (23-11-2004)
51. Mungkin
orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak mau menerima perbedaan
yang sebenarnya merupakan keindahan…….. Maka bekerja samalah dengan
tulus hati. (26-11-2004)
Bumi lebih membutuhkan kerja sama. Agar dapat membasahi seluruh ladang, diperlukan butir-butir air hujan bersamaan. Karena itu bersedialah untuk memberi dan menerima dengan siapa pun.
52. Rangkailah
hal-hal kecil menjadi sesuatu yang bermakna besar, bukankah kata-kata
yang indah terdiri dari huruf-huruf yang bila dipisah menjadi tidak
berarti….(27-11-2004)
53. Putuskan
apa yang inginkan dari hidup. Susun tujuan kita tinggi-tinggi, maka
dunia akan berbalik dan menyilakan kita untuk mendapatkannya, itu hanya
bila kita tau kemana akan pergi. (27-11-2004)
54. Ternyata…….hidup itu harus berbagi……. Kehidupan yang wajar adalah kehidupan yang saling menerima dan memberi. (29-11-2004)
Hendaknya
kita tak menganggap semua orang mengerti kesulitan kita. Bantuan tak
selalu datang begitu saja. Bila kita tidak meminta, bagaimana bisa
mendapatkannya? Sampaikan saja permintaaan dengan baik, tulus, dan
percaya diri. Dan yang penting kita sedang meminta bukan memerintah.
Biarlah sesekali orang menolak kita. Namun, ini tak perlu mengaburkan
kesadaran bahwa kita tak hidup sendirian.
55. Jangan
padamkan lilin orang lain, hanya agar lilinmu menyala paling terang.
Jangan rendahkan orang lain, apa pun alasannya, terlebih lagi hanya
karena kita ingin meraih kehormatan yang lebih tinggi. (02-12-2004)
Percaya
diri bukanlah kesombongan. Mungkin kita bisa menemukan kepercayaan diri
dalam arogan,…. atau kita berpikiran bahwa sedikit menunjukkan
kekuasaan akan menguatkan diri kita. Itu cuma bayangan, apalah arti
kepercayaan diri bila orang lain enggan mempercayai kita, dan arogansi
takkan pernah mendapat simpati. Lepaskanlah sikap karena Allah,……
56. Kesepian kita bukan karena tiadanya orang sekitar kita, namun karena tiadanya seseorang di hati kita. (03-12-2004)
Kita
bisa kehilangan saat-saat berharga. Yaitu ketika kita menolak memberi
bantuan pada orang yang membutuhkan, padahal kita tahu bahwa kita mampu.
Saat mengulurkan pertolongan, tanpa sadar kita menjalin hati kita dan
hati orang lain dengan dawai emas yang tak tampak.
Dawai itu bernama persaudaraan. Semakin banyak kita menjalin dawai
semakin jauh hati kita dari kesepian…….karena dawai-dawai itu akan
memainkan nada-nada yang memenuhi dan menghibur jiwa………
57. Seberapa
pun keberhasilan yang kita akui, pasti tak luput dari peran serta orang
lain. Mereka membukakan pintu dan kesempatan, meski kita tak
menyadarinya, maka berbagilah keberhasilan dengan kawan. (06-12-2004)
58. Keterampilan
tinggi dapat menumbuhkan kepercayaan diri. Namun, keangkuhan yang
mengabaikan keterbatasan diri dapat melukai seorang diri. Tukang cukur
terbaik pun tak sanggup mencukur dirinya sendiri. Ia memerlukan orang
lain. Maka minta tolong adalah bentuk penghormatan yang dapat
menumbuhkan gairah. (07-12-2004)
59. Yakinlah
kita berpotensi, siapa pun kita. Karena Allah menciptakan manusia
dengan segenap potensinya. Maka yakinlah, lalu dengan keyakinan tersebut
cari dan gali potensi itu. Ingat, jika kita tidak yakin, bagaimana kita
akan menemukannya. Jika kita sendiri tidak yakin, lalu bagaimana dengan
orang lain?! (09-12-2004)
60. Jangan
mengeluh, kita telah sempurna untuk misi kita. Nilai kita adalah apa
yang kita karyakan bukan apa yang kita keluhkan. Hidup ini bukan
mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa yang dapat kita lakukan
dengan apa yang kita miliki. (10-12-2004)
Ketika
bercermin, yakinlah bahwa sosok yang kita temui disana adalah diri kita
yang sempurna. Tiada cacat, tiada kurang. Tak perlu mempertanyakan
mengapa kita berparas seperti itu, berwarna kulit ini atau bertubuh
demikian, kita telah dianugerahi sosok terbaik, perlengkapan sempurna
untuk menjalankan misi kita. Carilah kekuatan pada diri kita sendiri.
Hidup ini terlalu singkat untuk mencari semua jawaban, namun selalu
cukup untuk melakukan pekerjaan!!
61. Kalau
kita tak bisa menjadi batu besar untuk membangun Candi, jadilah butiran
pasir yang mengganjal batu-batu itu. Kalau kita tak mampu menjadi
pasir, biarlah kita jadi hamparan hijau rerumputan yang menghiasinya.
Kemegahan tak berarti tanpa kesederhanaan. (13-12-2004)
62. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil, yang membawa orang ke mata air…. air kedamaian. (17-12-2004)
Tak
semua jadi nahkoda, tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu, tapi seberapa optimal kau
mainkan peranmu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri.
Bangkitlah saudaraku, tantang samudra, kau kan menang…..
63. Pemenang sejati adalah senantiasa lebih bersemangat untuk memperbaiki catatannya ketimbang mengalahkan orang lain….. (18-12-2004)
Kita
adalah pribadi yang unik, tiada seorang pun dapat menyamai kita. Dalam
diri kita terdapat keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tak
perlu terpaku pada pencapaian orang lain. Tugas kita adalah menemukan
keunggulan yang terdapat dalam diri sendiri dan mempersembahkannya pada
Sang Pemberi kehidupan.
64. Pahami
misi kita, sadari bahwa kita hidup punya misi. Jangan terhenti pada
yang nampak. Temukan misi kita yang jauh, melampui pandangan dan
pikiran. (20-12-2004)
65. Acap
kali pemberian terbaik yang dapat kita berikan pada orang lain,
bukanlah hadiah atau barang yang terpilih….melainkan kehadiran sosok
kita. (22-12-2004)
Ketika
orang lain bersuka cita, mereka mungkin mengundang kita untuk bersama
merasakannya. Yang dapat kita lakukan adalah hadir dan turut tertawa.
Kehadiran kita memantulkan kegembiraan. Namun ketika duka melanda,
mereka mungkin tidak mengundang kita untuk merasakannya, tapi hal
terbaik yang dapat kita lakukan adalah hadir dan turut menghiburnya.
Kehadiran kita akan meringankan kesedihan. Ibarat pasukan yang hampir
dilanda putus asa dapat meluap semangatnya bila komandan tertinggi
mereka turut hadir di tengah medan tempur.
66. Kita bisa memimpin di depan laksana Komandan memberikan
aba-aba pada pasukannya. Atau memimpin di tengah bagai Kapten
kesebelasan sepak bola yang mengatur penyerangan. Atau memimpin dari
belakang seperti Petani mengangon berisan bebek-bebeknya. Dimana pun
posisi kita, tak jadi soal. Yang lebih penting adalah kehadiran kita. (25-12-2004)
67.
68. Cobalah
hentikan penghakiman pada orang lain, dan mulailah membersihkan cermin
diri kita sendiri agar dunia tampak lebih jelas apa adanya. (27-12-2004)
Kita
tak perlu gesa-gesa mengubah fikiran kita terhadap orang lain hanya
karena mereka melakukan suatu kesalahan. Jika kita yakin bahwa kesalahan
hanyalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan, maka tak perlu
kita terpalingkan dari kejernihan berfikir.
69. Biarlah
orang lain mengatakan sesuatu tentang kita. Bila itu bermanfaat,
gunakan itu sebagai perbaikan diri, bila tidak, terimalah sebagai tanda
menghargai, simpanlah mungkin sewaktu-waktu bermanfaat. Setidaknya ada
orang yang memperhatikan kita. Dan itu bukanlah hal buruk. (29-12-2004)
Banyak
orang takut pada pendapat orang lain tentang diri mereka. Padahal suka
atau tidak, orang lain pasti memiliki pendapat tentang diri kita. Dan
kita pun takkan mampu menghentikan. Seringkali ketakutan muncul karena
kita berusaha membenarkan atau menyalahkan pendapat-pendapat itu.
Padahal semestinya tak perlulah kita menambah atau mengambil sesuatu
dari kita. Jadi mengapa risau?!
70. Kita
berhak berpendapat dan membenarkannya, atau membenarkan dan menyalahkan
pendapat orang lain. Demikian pula orang lain. Orang lebih suka
mendengarkan apa yang ia ingin dengarkan, mengatakan apa yang ingin ia
katakan, maka berlapang-dadalah…. (03-01-2005)
71. Berhentilah
mengkritik dan mulailah menolong….bila perahu bocor di tengah lautan,
kritik pada si pembuat perahu tidak akan menolong kita dari
ketenggelaman. (03-01-2005)
Kita
akan memiliki banyak waktu dengan tidak mengkritik. Setiap orang
memahami sesuai dengan prasangkanya. Dan mereka berhak mempertahankan
pendiriannya. Jadi untuk apa membebani diri dengan mengkritik apa yang
terjadi pada orang lain. Kita tak selalu memaki segala sesuatu,
bersikaplah jujur….. sungguh berbeda antara mengancam dan menolong.
72. Bila
meminta sesuatu, sampaikan dengan baik. Jangan menghardik. Tak seorang
pun merasa dirinya boleh dihardik. Bagi mereka, menghardik hanya boleh
pada satu saja, yakni untuk membangunkan dirinya yang mulai terlenakan
oleh kekeliruan. (08-01-2005)
73. Orang
mungkin bisa melupakan kemarahan kita. Tapi ingatan bagaimana mereka
dipermalukan tak mudah dihapus begitu saja. Jangan permalukan orang
lain. Itu seburuk-buruk sikap yang dapat dilakukan oleh seseorang pada
orang lain. Jagalah kehormatan siapa pun. Tidaklah kita menghormati
orang lain kecuali menghormati diri kita sendiri. Kemuliaan tidak
ditentukan seberapa bisa kita menghardik orang lain, tapi seberapa besar
kita bisa memuliakan orang lain….? (18-01-2005)
74. Kejengkelan
itu muncul karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita
hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika keinginan tak
tercapai, tak ada salahnya kita sambut dengan senyum, karena itulah
sebenarnya yang terbaik untuk kita. (18-01-2005)
Pernahkah
kita alami ketika lupa membawa payung, hujan deras mengguyur. Kita
basah kuyup kedinginan. Namun ketika kita siapkan jas hujan, justru
panas terik datang membakar. Sebalkah kita? Yang kita inginkan tak
kunjung datang, malah yang tak diharapkan datang menghampiri. Itulah
cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan
bergurau secara nyata……
75. Jangan
angkat kaki dari alam ini. Rasakan angin dari mana berhembus. Maknai
setiap peristiwa yang lewat di hadapan. Dari bumi ke bumi, berilah jarak
keduanya dengan karya berarti. Bukankah kita lahir untuk membangun
bumi?!. (19-01-2005)
76. Dunia
ini adalah cermin. Bila kita tersenyum maka dunia pun tersenyum, jika
kita murung maka dunia pun jadi murung. Dunia yang ribet sebenarnya
merupakan cermin pikiran kita yang ribet……. dunia yang semrawut
sebenarnya berasal dari pikiran kita yang semrawut. Karena itu
usahakanlah untuk mengawali hidup ini dengan pikiran yang jernih. (19-10-2005)
77. Bahu….
adalah tempat memikul, tidak hanya barang tapi juga amanah. Karena
itulah pangkat dilekatkan di bahu. Tanda pangkat adalah lambang tanggung
jawab dan wewenang. (20-01-2005)
78.
Bahu
mungkin tak punya arti di kebanyakan kita. Padahal ia diciptakan untuk
memikul beban. Bahu mampu memanggul beban berat yang sulit dijinjing
oleh tangan. Beban tanggung jawab pun di bahu. Bahu adalah
wakil kekuatan jati diri kita. Namun kekuatan bahu kita bukan hanya
terletak pada seberapa keras dan kuatnya bahu kita bisa memikul,
melainkan juga seberapa lembut bahu kita jadi sandaran bagi orang lain.
79. Berhentilah
mengeluh, hadapi persoalan. Kita telah dianugerahi kecerdasan yang
memungkinkan kita membenahi sesuatu. Kita telah dikaruniai sepasang
lengan yang kuat untuk mengubah dunia…. apa kita kan menyia-nyiakannya..? (21-01-2005)
Jangan
biarkan keunggulan kita habis terlahap keluh kesah hanya karena
kondisi…. dan jangan biarkan semangat hilang hanya karena tak tahu apa
jawaban atas persoalan kita. Ambil nafas dalam-dalam…… tenangkan alam
raya dalam benak kita. Dan mulailah ambil langkah baru. Beban kehidupan
untuk dijalani bukan untuk disesali, yakinlah pasti ada jalan keluar!!!
80. Harapan
merupakan kekuatan dibalik tiap gerakan. Harapan yang menggugah manusia
berani menembus badai. Karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya.
Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk
menghadapi dunia. (22-01-2005)
Alkisah….dahulu
ada seorang pengusaha sukses besar. Ketika sang suami jatuh sakit, satu
per satu pabrik mereka jual, harta mereka pun terkuras, hingga mereka
harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Tak
lama sang suami pun tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun
harus berganti menjadi warung kecil sebelah pasar. Namun ujian terus
berjalan, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan
menantunya menggelar tikar berjualan lesehan pinggir alun-alun kota.
Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang
berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat
meladeni pembeli. ”Wahai Ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?”, tanya
seseorang mengenang masa lampaunya!, ”Harapan Nak! Jangan kehilangan
harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah karena harapanlah seorang
ibu menyusui anaknya, karena harapanlah kita menanam pohon meski kita
tau kita tak bakal sempat memetik buahnya. Sekali kau kehilangan
harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi
dunia.”,……begitu kata seorang Ibu yang salah satu cucunya kuliah di
Tazkia
.
81. Hendaknya kita tak mudah terjebak pada apa kata orang. Berusahalah lebih percayai pandangan kita sendiri. Pandanglah sekitar kita dengan pandangan sederhana,…. pandangan hati. (28-01-2005)
Lihatlah
anak-anak kecil dengan riang berlarian ke sekolah, itu pertanda cahaya
kegembiraan tak memudar dari muka bumi. Dengarlah kicau burung
bersahutan, pertanda kesejukan belum musnah di bumi. Terserah pada kita,
apakah kita lebih suka melihat kemurungan atau harapan. Apakah kita
terhenti pada keriuhan atau kedamaian. Jalin jemalin ini memang tak
mudah dimengerti. Namun bila kita berkenan mengembalikan pandangan kita
yang sederhana itu, niscaya kita temukan jutaan kebaikan…
82. Lakukan segala sesuatunya dengan upaya terbaik kita. Yakni
sekuat tenaga, kecerdasan tinggi, dan setulus hati. Kita pun mampu
menahan beban yang berat, memecahkan persoalan yang rumit dan menikmati
kehidupan kerja kita. Tak perlu kita larut dalam kekalutan kondisi. (28-02-2005)
Pandanglah
hasil kerja kita dari kejauhan. Akuilah bahwa kita tak mungkin
mengetahui semua hal. Oleh karenanya, kita tak punya kuasa untuk
memastikan bahwa semua upaya kita akan berhasil. Tugas kita adalah
berusaha sebaik mungkin, itu saja. Kita boleh berkemauan, untuk itu kita
harus berupaya. Namun, kita tak punya hak untuk memutuskan apakah
kenyataan akan sesuai dengan harapan. Sekali lagi hanya berusaha sebaik
mungkin………
83. Senyum
adalah sedekah termudah, termurah, dan terindah yang langsung mengetuk
hati. Tebarkanlah senyum…..jangan sembunyikan itu di balik kebekuan
hati. (29-01-2005)
Entah
darimana anak-anak belajar melukis wajah matahari pagi dengan
selengkung senyum. Mungkin mereka teringat, semasa bayi dahulu, para
orang tua berjungkir balik atau menampakkan mimik lucu mereka, demi
sebuah senyuman tulus seorang bayi……….
84. Mulailah
komunikasi dengan sapaan, sertai dengan selengkungan senyum, dan
serengkuh jabatan hangat. Sebuah malam pun tak di awali dengan dinginnya
kelam, tapi hangatnya senja…. (29-01-2005)
Buka
dengan sapaan, dan sapaan terbaik adalah salam. Ucapan ringan yang
berat bobotnya, karena disitulah kehormatan kita tersirat. Tak banyak
yang dapat kita harapkan dari seseorang yang untuk sebuah sapaan dan
salam saja ia begitu kikir.
85. Kesuksesan
bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak kita. Namun
juga betapa lembut hati kita dalam menjalani segala sesuatunya. (06-02-2005)
Kita
tak dapat hentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam
lengan kita yang kuat, atau membujuknya dengan berbagai kata manis. Kita
harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di
dalam dada kita. Semua itu haruslah berasal dari hati kita.
86. Semua
tindakan kita merupakan tabungan bagi diri kita sendiri, yang akan kita
tarik kelak. Hanya dari rendah hati terdalamlah sosok cinta sejati
mengalir….. (07-02-2005)
87. Bukan karena warna, tapi apa isi balon, itulah yang membuatnya terbang. (19-02-05)
Penampilan,
memang berpengaruh. Tapi apa yang ada dalam diri kita jauh lebih
penting. Hal yang ada dalam diri kita dan yang membuat kita berhasil
adalah sikap, dalam konteks Islam disebut akhlaq. Akhlaq yang membuat
orang-orang yang berhasil, berpikir dan bertindak secara sederhana serta
lebih efektif. Tak heran jika dikatakan diakhirat, akhlaq mempunyai
timbangan berat. Akhlaq membuat manusia dapat menjadi aset atau bahkan
beban terbesar bagi anda.
88. Bagi
orang yang berpikiran positif, tantangan dapat merupakan batu loncatan
menuju kesuksesan. Sedang bagi seorang yang berpikiran negatif,
tantangan dapat menjadi batu sandungan. (19-02-05)
89. Kesuksesan yang sesungguhnya diukur oleh kesadaran bahwa kita telah melakukan pekerjaan dengan baik dan telah berhasil mencapai tujuan. (20-03-05)
Kesuksesan
tidak diukur dari tinggi posisi kita, melainkan dari rintangan yang
berhasil kita atasi untuk sampai kesana. Kesuksesan hidup bukan
ditentukan oleh bagaimana kita melakukan sesuatu dibanding orang lain,
tapi dibanding dengan kemampuan optimal yang dapat kita lakukan.
Orang-orang sukses, bersaing dengan dirinya sendiri. Mereka memperbaiki
rekor sendiri dan terus memperbaikinya secara konsisten. Kesuksesan
bukan diukur dari seberapa tinggi posisi dapat kita raih dalam
kehidupan, melainkan berapa kali kita bangkit kembali setelah terjatuh.
90. Bukan hidup kita untuk seseorang, dan bukan seseorang hidup untuk kita. So
it’s not our duty to make some one happy, but how to make Allah happy.
Allah is our idealisme. Keep it…..forever, walau nyawa taruhannya. (30-03-05)
Segala
sesuatu yang tidak tertuju pada Allah akan sia-sia. Kenapa harus kepada
Allah? Karena Dia-lah sumber nilai-nilai, Pencipta kehidupan, pemilik
segalanya, kepada-Nyalah semua kan kembali. Menjadi Allah sebagai tujuan
akhir berarti kita bersinergis dengan kehendakNya, melaksanakan apa
yang Allah inginkan, termasuk disini hadis bahwa siapa saja yang tidak
menyayangi menusia, maka Allah tidak akan menyayanginya.
91. Mencoba adalah membuat kegagalan
menjadi sebuah kemungkinan, sedang tidak mencoba membuat kegagalan
menjadi sebuah kepastian. Kegagalan manusia yang terbesar adalah dalam
mencoba. (06-10-05)
92. Pendidikan seharusnya mengajarkan bukan hanya bagaimana mencari penghidupan, tetapi juga bagaimana menjalani kehidupan. (11-02-05)
93. Orang yang bersikap positif mempunyai kepribadian; penuh perhatian, percaya diri, sabar, & rendah hati. (11-02-05)
94. Tiap
manusia pada dasarnya memiliki potensi yang sama. Satu-satunya
perbedaan terletak pada kemampuan menggali dan mengembangkan potensi
yang ada. (29-03-2005)
Pada
dasarnya, jika orang lain bisa, kita juga bisa! Tak ada kesuksesan yang
tidak bisa capai bila benar-benar mau belajar dan terus belajar. Pepatah mengatakan, ”to be or not to be depend much on ur shouldier”. Kadang kita kagum dengan kehebatan orang lain. Padahal sebenarnya dalam diri kita tersimpan potensi dahsyat…!
95. Kadang
kita terlalu bersemangat meraih apa yang kita inginkan, tapi kita lupa
bahwa sesuatu yang besar pasti dimulai dari yang kecil. (29-03-2005)
96.
Ibarat
orang menulis karangan, dimulai dengan merangkai kata demi kata,
kalimat demi kalimat, lalu paragraf demi paragraf. Karena itu rubahlah
dari paling dekat yakni diri kita sendiri, baru yang jauh….! karenanya
Allah tidak merubah nasib suatu kaum hingga merubah diri mereka
sendiri….!
97. Orang
optimis adalah orang yang bisa melihat sisi terang dari apa pun.
Memikirkan hanya yang terbaik, bekerja untuk yang terbaik, dan
mengharapkan hanya yang terbaik…. (06-12-05)
98.
Menjadi
optimis memang tidak mudah, disinilah ujian pertama yang harus dilalui
oleh orang yang ingin menjadi optimis. Biasanya orang optimis berbicara
tentang kebahagiaan, kesejahteraan kepada setiap orang yang dijumpai!
bersaing dengan kemampuan diri sendiri, lebih sibuk membenahi catatan
sendiri ketimbang memperbaiki catatan orang lain.
99. Kebiasaan
menunda pekerjaan membuat kita lebih lelah dibanding mengerjakannya.
Pekerjaan yang tuntas bisa membuat kita puas dan membangkitkan semangat,
sedang pekerjaan yang tidak tuntas bisa melemahkan semangat … jangan
tunda sampai hari esok apa yang sebenarnya dapat kita lakukan hari ini. (07-12-05)
100.
Ada
orang yang suka melakukan penundaan dengan bersembunyi di balik
kata-kata hebat ”saya sedang menganalisis”, dan enam bulan kemudian
mereka masih menganalisis. Apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa
mereka menderita penyakit yang disebut, ”kelumpuhan analisis”! Ada pula
orang yang menunda-nunda dengan suatu alasan, ”saya sedang bersiap”, dan
sebulan kemudian mereka masih juga bersiap. Apa yang mereka tidak
sadari adalah bahwa mereka mengidap penyakit ”beralasanisis”. Mereka
selalu punya alasan!!!
101. Kita
sangat menjaga barang berharga yang bisa kita beli dengan dengan
materi, tapi kita lalai menjaga sesuatu yang amat berharga yang tak bisa
dibeli dengan materi (seperti keimanan, tali persaudaraan, cinta kasih
dll). Kita risau kehilangan barang berharga yang kita bisa membelinya
dengan materi, tapi kemana risau kita ketika kehilangan sesuatu yang
amat berharga yang tak bisa kita beli dengan materi….!? (07-12-05)
102. Pendidikan
akal tanpa moral akan menimbulkan ancaman bagi masyarakat … sebaliknya
moral tanpa akal, akan menghapus mudharat dengan mudharat yang baru.
Semestinya pendidikan mencetka manusia yang bisa mengambil keputusan
secara bijak dan penuh keberanian dalam situasi apa pun… (11-04-05)
103. Bodoh masih mending apabila dibandingkan dengan tidak memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. (25-04-05)
Mau
tidak mau, kita harus menjalani hidup di dunia, dituntut tuk menentukan
pilihan di tiap penggalan waktu, dan tiap pilihan meminta kita untuk
melakukannya. Jika salah melakukannya maka bisa membawa bahaya…
104. Pengetahuan adalah kekuatan potensial dan hanya akan menjadi kekuatan riil jika digunakan dalam tindakan. (21-10-05)
Ilmu
ibarat makanan, jika hanya disimpan akan menjadi busuk dan membawa
penyakit. Jadi masalahnya bukan berapa banyak yang anda makan tapi
berapa banyak yang anda cerna.
105. Tak
perlu menunggu momen tertentu untuk memperbarui hidup. Karena merubah
kehidupan itu berawal dari jiwa itu sendiri sebelum segala sesuatu. (07-12-05)
Setiap orang tentu menginginkan perubahan baru dalam perjalanan hidupnya. Namun
perubahan yang diingini itu biasanya dikaitkan dengan momentum
tertentu. Tak sedikit orang yang menunggu momentum itu. Mereka menyangka
akan datang suatu kekuatan yang diharapkan akan memberi ghairah setelah
lesu, dan harapan setelah lama tenggelam dalam keputusasaan. Walaupun
mereka mendapatkan momentum itu biasanya takkan lama, karena yang
demikian merupakan kelemahan jiwa yang menyandar pada kondisi luar yang
tidak menentu. Semestinya memperbarui hidup itu harus dimulai dari dalam
jiwa kita sendiri. Dan penangguhan dalam melaksanakan pembaruan dalam
hidup kita dan perbaikan dalam amal perbuatan kita, tidak berarti
apa-apa selain hanya memperpanjang masa-masa kelabu yang kita sendiri
ingin melepaskan diri darinya.
106. Siapkan diri kita untuk
menerima setiap kenyataan. Sebab, menerima dengan tulus apa yang
terjadi adalah langkah pertama mengatasi setiap kemalangan menuju
kebangkitan. (13-12-05)
Di dunia ini terjadi kejadian melainkan Allah merencanakannya. Bayi yang lahir, hujan yang turun, daun yang
jatuh semua berada dalam genggamanNya. Tapi yang jelas Allah takkan
pernah mendhalimi kita, lalu buat apa kita meratapi dan tidak menerima
kejadian yang kita takkan pernah bisa merubahnya, apa yang membuat kita
tidak rela dengan keputusan Allah. Selalu ada mutiara di balik kejadian.
Ambillah dan manfaatkan. Itu akan menghiasi diri kita.
107. Seseorang
yang berjalan dengan memiliki tujuan, ia akan lekas sampai walau
menemui banyak rintangan namun seseorang yang berjalan tanpa tujuan, ia
takkan pernah sampai walau jalannya mulus
108. Kebahagian adalah ketika mushaf
menjadi teman akrab anda, amalan anda menjadi hobi, rumah menjadi
tempat anda untuk menyendiri, dan harta simpanan anda adalah kepuasan
diri anda.
109. Yang lebih indah dari istana dan rumah mewah adalah buku,
yang biasa menjernihkan pemahaman, yang membuat hati menjadi gembira,
yang membuat jiwa menjadi teduh, yang membuat hati menjadi lapang, dang
membuat pikiran berkembang
110. Keamanan adalah tempat datar yang paling lapang, kesehatang adalah pelindung diri yang paling sempurna. Ilmu adalah makanan yang paling lezat. Cinta adalah obat yang paling mujarab. Dan lindungan Allah atas segala keburukan kita adalah pakaian yang paling baik.
111. Sukses
adalah hak setiap orang, Hak mereka yang sungguh-sungguh bekerja keras
dan komitmen dengan visi misi mereka , tidak ada manusia malas , tidak
ada manusia bodoh semua oleh pencipta telah dianugrahkan kemampuan dalam
otak yang sangat dahsyat
112. Ambillah
waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk
bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu
untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk
belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai
dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah
waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah
waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah
waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah
waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk
beramal, itu adalah kunci menuju syurga.
113. di
saat diri ini terserang penyakit kelemahan tuk berjuang,,,ada saat-saat
kepenatan itu kan berulah didalam hati….dan secercah semangat kian
bangkit tuk mengokohkan kaki didalam barisan ini…yah…we brother n sister
in islam…Allahu Akbar !!!! Kembali berjuang…..
114. “Barangsiapa
yang menjadikan dunia ini sebagai terminal akhir cita-citanya, niscaya
Allah akan menceraiberaikan urusannya, menjadikan kepapaan menghantui
dirinya, dan ia hanya mendapatkan harta duniawi seperti yang telah
ditetapkan (Allah) baginya; dan barangsiapa yang menjadikan akhirat
sebagai puncak cita-citanya (terminal utama perjalanannya), maka Allah
akan memudahkan segala urusannya, serta menciptakan kepuasan dalam
hatinya, sementara dunia datang tunduk kepadanya.” (HR Ibnu Majah)
cekidot ...tohttp://telagaalkautsar.wordpress.com/untaian-motivasi-dan-inspirasi/