Bismillah...

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Syurga untuk mereka... (Qs. At-taubah 111)

Selasa, 29 November 2011

hujan di sore hari

Bismillah...
3.35 pm
Hujan kembali menyapa bumi.... suasana seakan berubah kelam,sendiri di rmh.. ngak ada lampu yang nyala... agak scream gituu..:(

insyaAllah hr in ada syuro di basecamp..Masjid Al-aqhso tercinta di kampuz merah tercinta.gak peduli orang brkata apa tentang kampuz ku...itu hanya sisi gelapx sj...sisi terangx cuma blm trungkap sj :D

Hujan.... ada keindahan di setiap jatuhnya hujan,bukan hanya bs tidur nyenyak tp bisa lebih khusyuk...versi on the spot...hehe..bukan..bukan...tp versi "gue" :P

 iyya benerr..hujan buat tambah khusyuk..menambah jiwa penghambaan,berharap tiap hujan yang jatuh seakan menggugurkan dosa2..
dari dulu....sampe skrang klo ke sekolah smpe ke kampuz..gak pernah bw payung,selain bikin ribett memang btl2 gak suka....menurutku hujan itu harus di nikmati,gman carax nikmati sang hujan klo pake payung,you know....paling nikmat klo hujan menengadahkan wajah ke langit sambil menutup mata... terasa sekali Rahmat dr Allah :) *eitzz tp jgn ketelan air hujanx :D

Melalui sang  hujan....biasanya kutitipkan sepenggal kalimat Syukur kepadaMu Allah.



Surat dari Presnas untuk Pejuang EKIS

“Perjuangan yang dirintis oleh orang-orang yang alim, diperjuangkan oleh orang-orang yang ikhlas, dimenangi oleh orang-orang pemberani, dan akhirnya dinikmati oleh para pengecut.” 

Meniti jalan juang ini memberi arti besar pada kehidupan. Pada ukhuwah, pada dakwah kita. Apakah kita perintis, pejuang, pemenang, atau sekedar penikmat saja. Untuk ketiga karakter pertama, penggeraknya senantiasa mengalir dinamis atau terjaga kestabilannya. Bagi dakwah, hal ini tidak bisa ditempuh kecuali dengan menjaga kehidupan para penggeraknya. Karena kehidupan dakwah itu jauh lebih panjang dari kehidupan para pengusung atau penggeraknya. Kita mesti mengupayakan strategi untuk melanggengkan perjalanan dakwah tersebut, yaitu dengan melanggengkan kehidupan penggeraknya melalui regenerasi atau pengkaderan.

Ya, mengkader, aktivitas nan sarat makna, sarat amal. Setiap dari kita pasti tak akan pernah lepas dari misi ini, dia ibarat tubuh yang diberi nutrisi untuk menghasilkan sel-sel pengganti terbaik. Dia mendidik dan membangun karakter manusia yang tertidur. Umpama ayah mengajari tentang pribadian yang tangguh pada saat kita terjatuh, seperti ketika ibu mendidik menjadi anak yang baik, atau saat kakak menuntun agar menjadi adik yang santun.

Maka dapat dikatakan bahwa tahapan pertama yang harus dilakuakan untuk membentuk ekonom rabbani yang baik adalah melalui pembinaan. Proses pembinaan ini akan mengarahkan individu pada pembentukan imunitas ideologi dan mental, serta mampu menyelesaikan problematika umat sesuai wilayah spesialisasinya.

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-Rad: 11)

Pada lingkup komunitas yang lebih khusus, organisasi pemuda dengan segudang visi dan cita. Disana, proses mengkader menjadi mutlak untuk membentuk jiwa kuat, kompeten, dan kontributif. Mereka yang telah matang tidak hanya memikirkan, siapa yang akan menggantikan, namun sejauh apa persiapan untuk menyelamatkan roda pergerakan pada puluhan tahun ke depan, terutama bekal untuk mengawal perbaikan bangsa. Maka selayaknya kita, menempatkan pendidikan atau pembinaan menjadi kebutuhan utama, dia adalah sekolah yang menjadi penyokong nafas organisasi.  Sehingga dari hasil pendidikan yang ideal, kontribusi kian nyata untuk perbaikan dalam setiap kurun waktunya.

Upaya perbaikan bukanlah gerakan sesaat yang muncul untuk kemudian mati selama-lamanya. Ia bukan pula upaya perbaikan yang kecil volume dan intervalnya di tengah gelombang kerusakan yang membahana dan semakin mendera kita. Tetapi ia adalah gerakan perbaikan yang kokoh memegang prinsip dan memiliki nafas panjang serta stamina yang seakan tiada pernah habis untuk menghadapi secara intensif gelombang jahiliyah dengan berbagai kiat, siasat dan berbagai cara. Jadi, hanya upaya perbaikan secara intensif dan memiliki karakter kuat yang mampu bertahan.

Suatu pembinaan memiliki karakter dan keunikan tersendiri untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas anggotanya. Ia berdasar kepada kebutuhan serta harapan, maka sebelum diterbitkan pada maintenance program hingga kurikulum, dia sudah harus sesuai dengan karakter dan budaya organisasi. Tentu saja dengan bermacam variasi, model dan cara yang digunakannya. Apa yang dilakukan Singa si Raja rimba dalam meregenerasi kepada anaknya, tentu tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh seekor ayam. Apa yang dilakukan oleh pohon pisang, tentu berlainan dengan apa yang di lakukan oleh pohon Randu untuk melakukan proses regenerasi. Meskipun berlainan, akan tetapi secara spesifik memiliki tujuan inti yang sama, yaitu agar mereka memiliki penerus yang akan melanjutkan keturunannya, atau dengan kata lain melestarikan dan bahkan mengembangkan apa yang telah dibawa oleh generasi sebelumnya, kepada generasi selanjutnya.

Mengutip kata dari Buku Keajaiban Belajar, dikatakan bahwa proses pendidikan di organisasi menunjang perbaikan SDM yang signifikan. Hal ini disebabkan karena setiap anggota diajari untuk memiliki skill khusus, yang berbeda dengan pendidikan formal. Sehingga jikalau terlaksana dengan baik, pendidikan atau pembinaan disuatu organisasi dapat menjadi penopang dalam perbaikan SDM. Dari proses pembinaan ini pulalah kita diajari untuk mempertanggungjawabkan setiap apa yang dibina.
Lihatlah lebih jeli untuk apa organisasi ini terbentuk ? Maka kita akan semakin yakin dan mengenali esensi dari sebuah pembinaan. Mungkin sering terfikir tugas itu hanya dimiliki oleh  suatu bidang khusus, sebagai contoh tariklah PSDM atau Divisi Kaderisasi. Karena memang biasanya hanya mereka yang dilimpahkan tugas untuk menyusun dan menyempurnakan konsep hingga program kaderisasi bisa dieksekusi. Anggapan ini tidak salah, namun bukankah kita tahu bahwa kita disatukan dalam organisasi untuk saling menyokong dan menguatkan dalam kebaikan guna terpacainya visi dan cita bersama. Seperti halnya saat kehadiran anggota baru dirumah, seorang adik yang sedang belajar bicara, tentu bukan hanya ibu yang memiliki andil untuk mengajarinya, tapi juga ada ayah, kakak, dan kolega-kolega terdekat untuk membiasakannya bertutur kata halus, jujur,  dan benar sesuai harapan keluarga.

Maka kita berusaha belajar peka terhadap saudara yang lain, berusaha memahami serta saling membantu dan menopang dalam amal. Tak hanya sekedar menjadi pengamat yang baik, melihat, mengkritik  kemudian menghujat, sungguh bukan untuk itu. Jikalau ada sedikit kerikil perbedaan maka ia menjadikan keindahan tersendiri untuk amal ikhlas kita.
Ya, kuncinya adalah ikhlas. Ikhlas untuk memberi kontribusi terbaik walau sakit menyertai. Keikhlasan yang meneladani Nabi, penuh harap pada Illahi. Kunci itu yang layak dipegang oleh para pengembannya sebagai pemimpin, pendidik, pengkader, ia jadikan sifat itu sebagai motor penggerak utama.
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al-An'aam: 162-163).
Pahami ayat ini, maka benturan-benturan menyakitkan ukhuwah pasti akan terselesaikan karenaNya. Ia mencintai dengan tulus anggotanya, staff, maupun yang dibina. Ia menyayangi dengan bukti kerja yang dilakukan untuk terus menjadi perbaikan bersama. Ia menyayangi dengan tulus tanpa harap selain ridha-Nya.
Kunci mengkader selanjutnya adalah telaten dan istiqomah berusaha memberi yang terbaik. Serta menganggap bahwa medan terjal yang ditempuh adalah usaha untuk merangkai amal-amal indah sebagai bekal berpulang. Sungguh merugi bila saat nanti kita digambarkan seperti ayat ini,
"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."(QS. Al-Furqaan: 23).
Mari mencelup hati kita pada Rasulullah dalam mengkader sahabat, dia mengubah jalan hidup seorang Umar  yang sangar menjadi penangis dikala mendengar ayat-ayat Allah, yang mengubah Bilal seorang biasa menjadi pribadi muslim yang luar biasa, dan mengubah seorang Khalid pemimpin pasukan Quraisy pada perang Uhud menjadi seberaninya seorang Khalid bin Walid ketika berseru kepada orang-orang Romawi yang bersembunyi ketakutan dibalik benteng Kinnasirin,

 “Andaikata kalian bersembunyi dikolong langit , niscaya kuda-kuda kami akan memanjat langit untuk membunuh kalian. Andaikata kalian berada di perut bumi, niscaya kami akan menyelami bumi untuk membunuh kalian.”
  Adalah musibah yang amat besar apabila kita tidak istiqomah dan lemah dalam mengkader. Roda-roda dakwah akan lambat berputar atau bahkan berhenti sama sekali, karena penggerak roda¬-roda itu kehilangan energi atau tidak ada sama sekali. Bahkan jumlah kader yang banyak tidak akan banyak membantu bila tidak diiringi oleh proses pembentukan kapasitas menuju kader berkualitas. Keseimbangan antara ekspansi rekrutmen kader dengan peningkatan kualitasnya adalah keseimbangan yang mesti difokuskan.
Dalam mengkader, membina, mendidik titik pusatnya adalah menyatukan hati-hati yang telah terpaut dalam organisasi ini. Tanpa keterikatan hati sangat sulit menyentuh cita, visi, dan mimpi. Keterpautan hati karena Allah akan menggapai cinta langit untuk menebar kebaikannya   di organisasi, dengan semangat amal jama’i, saling menolong dan mendoakan.
Maka hai ekonom rabbani, perkuatkanlah ukhuwah, gantikanlah semangat yang lemah dengan rabithah. Karena ukhuwah tidak dibatasi oleh ruang, jarak, dan waktu. Kekuatannya Allah rangkai sesuai dengan usaha kita.
Semoga nanti, saat kuatnya ukhuwah kita memperkuat laju roda organisasi ini, semakin menunjukkan bahwa organisasi ini tidak hanya besar karena aktivitas duniawi namun juga karena saling membina, menasehati, mengingatkan, dan menolong, yang terwarisi pada generasi rabbani hingga yaumul akhir nanti. Selanjutnya, mudah-mudahan Allah Swt. memberi kekuatan kepada kita semua agar agenda pengkaderan atau penguatan basis utama gerakan dakwah terus berlanjut hingga Allah Swt. menakdirkan kita semua menjadi pengusung utama mewujudkan ekonomi islam hingga kejayaannya, semoga!

Minggu, 27 November 2011

di sela waktu metodku

bismillah...
ba'da dhuhur... metod time... but there's no lecture  :(


perjalan akademik terus brjalan... berjalan untuk menemukan titik suksesnya
tiap fase harus terlewati suka atau tidak suka , ada banyak riak yangt akan di temui namun azzam untuk menjalani nya menjadikan nya.. " Enjoy it...^^

kata dosen metod  ku ,..mencari judul skripsi harus lah melalui perenungan , mencari intererst dari tiap sisi matkul.
 I dont want to duplicate tesis other's ... it's a sin righ... ;(
 try...try and try... dont give up...insyaAllah.

cepat at lambat selesai ji ituu...,. kata senior fossei di jurusan menej.
hehe.... no coment kk.

ehm...berada di penghujung semester.. ada atmosfir yang lain dari yang lain,melihat teman yang lain yang selangkah lebih maju..kadang menciutt kan nyali..but no matter what,katanya seorang pejuang dakwah itu bukanlah mahasiswa biasa..jadi jgn harap perjalannx biasa2 sj,ada bnyak pertimbangan yg mesti di pikirkan...tdk hnya sekedar academic oriented, *Suddently..mikir2 ttng amanah ding..

enjoy the..journy.
yang terpenting adalah berkahnya...skripsi adalh ibadah :)

slamat berjuang mahasiswi akhir semester... smaga di mudahkan.Semangka guys ... :D










Jumat, 11 November 2011

tak seindah tanggalnya..

Bismillah..

11.11.11....nampaknya tgl ini disambut masyarakat lebih heboh dr pada hari pahlawan kemarin,
nomor cantik memang.. tapi apalah artinya klo cuma diisi dengan kesia-sian.

cuma mau ngomong :
"Sudahkah anda Bersyukur hari ini....?"

"Sujudku...takkan mampu memuaskan inginku tuk haturkan sembah sujudku...atas...ting..ting..lupaka..apa lagi sambungannya.. :P *kata2 Dian Sastro ..Ujungx Alhamdulillah :)

Apapun yang terjadi hari ini...tetap BERSYUKUR.... cukuplah anak2 jalanan dan para penjual keliling menyadarkan kita..betapa Allah Maha Baikk... kepada diri ini,terpikirkan nasib2 anak jalanan yang tidur tak beralaskan apa2...makan yg blm tentu tiap hri,bgmna pula kondisi bayi2 mereka yg bru lahir sdh harus merasakan kerasnya kehidupan..Allah lindungi mereka saudara2ku yang kekurangan,..
maafkan smpe saat in hanya bs bersimpati dgn kalian...:(:(:(

Allah... Allah... Dont lieve me alone.....




.

always Remember it...:)

Senin, 07 November 2011

Dakwah tidak dapat dipikul orang manja..

Wahai Saudaraku yang dikasihi Allah.

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat.

Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.

Cobalah kita tengok kisah Dzatur Riqa’ yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy’ari dan para sahabat lainnya –semoga Allah swt. meridhai mereka. Mereka telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kuku tercopot. Namun mereka tetap mengarungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya.

Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena kontribusi yang telah mereka sumbangkan untuk dakwah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat memanen hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu karunia yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendahulu dakwah ini. Semoga Allah meridhai mereka.

Duhai saudaraku yang dirahmati Allah swt.

Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam surat At-Taubah: 42.

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka, mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Mereka juga telah melihat siapa-siapa yang dapat bertahan dalam mengarungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat mengokohkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.

Sebaliknya orang-orang yang rentan jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 45-46)

Kesetiaan yang ada pada mereka merupakan indikasi kuat daya tahannya yang tangguh dalam dakwah ini. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit terdepan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang, ia akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw. dalam beberapa riwayat tentang prajurit yang baik.

Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat kondisi tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail pamit untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan ongkos untuk naik taksi. Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, “Saya sering ke mana-mana dengan taksi dan mobil-mobil mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Karena itu, pakailah ongkos ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sejenak.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khawatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan umum saja.”

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah dipungkiri sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengarungi jalan dakwah ini. Dan mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya. Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)

Wahai ikhwah kekasih Allah swt.

Pernah seorang pejuang Palestina yang telah berlama-lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk membuat mencari dukungan dunia dan dana diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat berlama-lama meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya lirih.

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan ecek-ecek lainnya yang telah kita lakukan. Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi aktivis dakah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.

  Diposting oleh Razak Jr. pada pukul 8:35 AM
http://networkedblogs.com/pyoZ3

Minggu, 06 November 2011

Tak sekedar sebuah Sistem

http://pkspiyungan.blogspot.com/2011/03/kulwit-anis-matta-inilah-yang-membuat.html

Cekidott..penting bagi Peran Kita Semua... :D

Jumat, 04 November 2011

Cobalah untuk emnjadi sosok yang inspiratif.....tidak hanya sekedar terinspirasi
Ehm....semoga ada yang terinspirasi.

But..I will try to inspiring  a lot of people in the word,iclude my parents...
Zemangatt menginspirasi
*Watermelon

Sebaik2 muslim adalah yang paling bermanfaat bagi saudaranya yang lain :)