Bismillah...

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Syurga untuk mereka... (Qs. At-taubah 111)

Senin, 29 September 2014

Mengukir jejak di Yogyakarta



Saya masih ingat pertama kali di kota ini...16 April 2014

Mengutip syair dari Imam Syafie:
"Merantaulah..
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah..
Kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan,
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan"
__________
Lalu, seorang traveler pun menambahkan:
"Kadang, kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. Menemukan teman, sahabat, saudara. Mungkin juga cinta. Mereka-mereka yang memberikan rumah itu untuk kita, apa pun bentuknya.
Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri: sebuah rumah yang sesungguhnya. Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun.."


pertama kali menginjakkan kaki dan menghirup udara jogja... mengamati jalan-jalan yang sambangi, ku perhatikan bangunan-bangunannya yang begitu kental akan nuansa budaya jawa, patung-patung yang tertata rapi hampir disetiap jalanan baru, dan jalanan yang begitu berbeda dengan makassar...kebersihan, jogja tergolong kota yang bersih.. dan bukan hanya pada jalan-jalan utama, ternyata di gang-gang sekalipun terlihat kebersihannya, budaya sadar akan kebersihan merupakan karakteristik unggulan di kota ini..
dan perjalanan baru pun kumulai di sini..di kota ini, Yogyakarta.. J
disinilah episode-episode hidup kan kujalani, bukan lagi makassar, unhas, pusdam, rumah, aqhso, workshop, danau,
bagi saya memutuskan untuk merantau adalah perkara yang awalnya cukup dilematis, namun saya tidak akan berangkat sebelum memang keyakinan ku utuh untuk merantau..
Namun setelah musyawarah dengan orang tua dan  demi harapan-harapan yang telah ku rangkai dengan bukan hanya tentang aku, mereka, kita kelak ..tp juga  tentang dakwah tentang ummat, tentang cinta Rasullulah kepada ummatnya..
Flash back sejanak..
 bismillah, ku luruskan niatku Lillahi ta’ala dalam rangka mencari Ridho Allah, Tholabul ilmi.. restu dari oarang tua dan dukungan mereka pun menambah kuat keyakinanku, modal utama merantau hanya lah “ Ridho Allah dan Restu Orang tuaku”  di tambah dengan semangat dari nenek...iya nenek, yang masuk ke kamar ku H-1 sebelum keberangkatanku ke Yogja, beliau memeluk ku dan tiba-tiba menangis beliau pun menyampaikan wejangannya ..hal yang sama yg selalu beliau lakukan apa bila ada di antara kami cucu-cucu nya yang akan pergi jauh, beliau selalu menjadi salah satu penyemangatku.. semua yang beliau lakukan selalu saja membekas di hatiku, mungkin karena ikatan emosi kami begitu kuatt *tsahh J diasuh nenek selama beberapa tahun sebelm masuk TK tentu saja beliau menjadi sangat berarti bagi saya..lebih tepatnya di usia golden ageku beliaulah yang selalu  di sampingku..* I luv U nenek ^^

sebagai anak rumahan... *iyakah :D yang terbiasa hidup dengan keluarga, saya butuh waktu untuk akrab dengan kondisi sekitar ku, home sick ?? iya pastii di awal2... jadi ingat waktu berkenalan dengan teman kost ku yang bernama Atin yang juga sedang menempuh S2 di UIN suka.. sempat mewek di depannya, tiba-tiba Atin nyeletuk ngomong “S2 kok mewekk ??? “ seketikaa... langsung trsadar iya..yaa.. masa’ karena rindu tiba2 harus mewek, gimana nanti kalau di boyong sama suami ke tempat yang lebih jauh lagi..hehe ^^
entah mengapa gampang sekali mewek..sampai-sampai saya menyempatkan diri saya untuk browsing di internet untuk demi mencari key word kiat-kiat menahan air mata... hehe, sebab saya tidak ingin di hari keberangkatanku ibu dan bapak ku melihatku menangis.. walhasil walaupun sudah browsing, tetap saja mewekk.. ketika berpamitan dengan mereka.. sama halnya dengan tertawa..yaa, paling gampang juga ketawa ketiwi.bahkan bisanya yang menurut orang-orang biasa saja, hal itu cukup lucu menurutku..dan akhirnya trkadang saya sendiri yang trtawa.. -__-

back to talk about Jogja..
Perkenalkan nama kampus baru saya adalah Universitas Islam Indonesia, nama panggilannya UII J letak sangat dekat dengan kostnya...  alhamdulillah, hanya berjalan kaki sampe dah di kampus, kampus ini cukup imut-imut... sebagai kampus pasca dan hanya ada 3 jurusan, salah satu nya adalah magister studi Islam konsentrasi Ekonomi Islam, kampus UII ada memiliki 5 kampus yang terseber di Jogja..kamus terpadu, tempat masjid ulil-albab letaknya di kaliurang km 14,5, yahh cukup jauh dekat-dekat dengan gunung merapi Jogja..yang konon katanya tahun ini adalah siklus merapi untuk mengeluarkan dahaknya..karena selama ini merapi hanya batuk-batuk kecil saja..

dannn Jogja menyambut saya dengan hujan abu waktu itu... hujan abu yang sebelumnya hanya saya dengar dan lihat di tV.. seketika saya merasa saya sudah sangat jauh dari kota makassar J *ya iyyalah..namanya juga lintas pulau, menyebrangi lautan melintasi lembah..jadi ingat ninja hatori :D
Bagaimana dengan masyarat nya.. yang tiap hari saya akan banyak berinteraksi dengan mereka..
Seperti lagunya katon bagsakara “Jogjakarta”... setiap sudut menyapuku bersahabat penuh selaksa makna.. ;) ramah, sopan, dan sensitifitas yang cukup tinggi terhadap orang lain..

bagaimana dengan makanannya...  jujur, agak sedikit parno tiap kali melihat jajanan yang di perjual belikan, harus betul-betul berhati, menurut penelitian daging celeng yang laku terjual di pasaran lima kali lipat dari yang seharusnya..  bahkan di salah satu pesantren mahasiswi “ Darush shalihat” tempat kajian Jelajah hati ust.Syatori AR Hafidzollah mengharuskan santrinya untuk berbelanja pada warung-warung telah di tentukan oleh pihak pesantren.. inilah bukti sebuah ke waro’an seringkali kita mungkin sedikit lalai dengan hal yang seperti ini, padahal menurut ulama makanan yang kita makanan berpengaruh pada kualitas akhlak kita, bahkan daya hafal kita..wallahu a’lam
Jogjakarta... yang identik dengan kota wisata, menarik memang kota ini... selain ia juga kota pendidikan, jogja juga kota wisata.. penatnya pikiran akan tntutan akdemik akan di netralisir dengan tempat-tempat indah yang cukup membawa ketenangan dan menghibur,..
Jogja akan sangat cantik di malam hari, kerlap kerlip lampu yang menghiasi kota ini begitu indah jika pandang,.. tapi bagaimana pun indahnya kota rantauan , kampung halaman tetap punya nilai tersendiri di dalam hati.. J
Semoga di kota ini... saya kembali menata langkah dan mengukir jejak yang berarti bukan hanya untuk diri sendiri tp juga orang lain, ingin selalu membawa manfaat di manapun berada.

aamiin...