Bismillah...

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Syurga untuk mereka... (Qs. At-taubah 111)

Jumat, 27 Juli 2012

Untaian Motivasi dan Inspirasi dari Blogx Bang Willy Mardian

1. Kesuksesan besar itu merupakan akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil. (7-06-04)
Contoh sederhana untuk meraih cita-cita jadi professor, ia harus sukses hari demi hari belajar yang giat, sukses belajar I + sukses belajar II + sukses belajar III + …. + …. = Profesor.
2. Sebenarnya sunnatullah itu merupakan refleksi dari sifat-sifat Allah… (7-06-04)
Contoh sederhana, pohon beringin punya buah yang kecil, sedang pohon semangka punya buah yang besar, ini menunjukkan ke-Maha Sayangan Allah. Contoh lain, beruang yang hidup di daerah kutub punya kulit jauh lebih daripada ular yang hidup di daerah panas, ini juga merupakan refleksi dari Allah Maha Adil.
3. Jadilah bak kayu cendana yang menebarkan keharuman ke seluruh udara. Mereka yang menyentuhnya turut menjadi harum. Bahkan ketika dipotong pun, kayu cendana memberi wangi pada pisau yang membelahnya. (7-06-04)
Inilah makna integritas kekokohan jiwa, dan ketulusan hati dalam menghadapi berbagai persoalan. Ingat kisah dua anak Adam yang bertengkar. Al-qur’an menceritakan ketika Qabil hendak membunuh saudaranya Habil, Habil menanggapi dengan perkataan “..Dan tidaklah aku kan mengulurkan tanganku untuk membunuhmu…”. Kejelekan tidaklah harus dibalas dengan kejelekan, justru yang demikian kebanyakan tidak menyelesaikan masalah….
4. Tak ada yang kekal di dunia, semua yang datang pasti akan pergi….. bahkan diri kita pun akan kembali kepada Allah. (7-06-04)
Kita tak bisa menolak datangnya….badai. Kita hanya bisa mempersiapkan dalam menghadapinya. Kita juga tak bisa menolak bencana, kita hanya bisa mewaspadainya….. lalu mengapa kita meratapi kehilangan sesuatu! Bukankah kita awalnya tidak punya apa-apa, bahkan diri kita pun milik Allah….maka barang siapa yang mendapatkan Allah,….maka sesungguhnya ia telah mendapatkan segala-galanya.
5. Hari kita….hari ini, kita tak bisa mengubah hari lalu, dan tidak bisa menggenggam hari esok yang memang belum tentu datang. Hanya hari ini yang benar-benar milik kita. (7-06-04)
Rasulullah mengajarkan kita agar benar-benar menjaga waktu, saat pagi tiba, jangan menunggu sore. Hari yang lalu tak bisa kita ulangi, sedang esok tak ada kepastian, jadi tak perlu menggantungkan diri pada sesuatu yang tidak pasti. Hari ini…..dan hanya hari ini kita punya kesempatan yang nyata, jangan sampai sia-sia.
6. Kita berjalan bukan di atas rencana, tetapi di atas keputusan-keputusan. Keputusan membuat kita bergerak, menyingkirkan keraguan, dan mewujudkan harapan. (7-06-04)
Perencanaan yang baik memang diperlukan, tapi tidak akan berarti tanpa keputusan. Keputusan membuat kita mengerti apa kelebihan dan kekurangan kita, dan bagaimana kemampuan kita. Keputusan juga akan mengajarkan pelajaran tentang keberanian dan kewaspadaan, sebagai bekal menghadapi kehidupan……
7. Langkah kecil bukanlah kemajuan kecil. Bukankah bangunan megah selalu terdiri dari tumpukan batu yang dilekatkan oleh butiran-butiran kecil?. (7-06-04)
Jangan cemas dengan langkah kecil yang kita buat. Keberanian kita untuk melangkah merupakan kemajuan besar. Cemaskanlah bila kita kehilangan keberanian untuk mengambil langkah. Bukankah jalan raya yang menghubungkan kota-kota besar selalu dirintis oleh jalan setapak melangkah….?
8. Bersyukurlah bukan atas keberuntungan, tapi atas sisi positif yang senantiasa menyertai keberadaan kita. Tak ada yang meringankan hidup selain sikap bersyukur. (09-06-2004)
Semakin bersyukur semakin banyak yang kita terima. Semakin jauh kita mengingkari semakin berat beban, dan semakin sempit hidup ini. Yakinlah ada hikmah di balik setiap peristiwa, ada kenikmatan di balik setiap kesengsaraan, dan ada kemudahan di balik setiap kesulitan, tinggal bagaimana kita menemukannya.
9. Ada kendahan di setiap saat. (09-06-2004)
Ada keiindahan pada warna-warni kehidupan, ada keindahan di kala lapang dada, ada keindahan pada tiap tetes hujan, ada keindahan pada seberkas cahaya mentari, ada keindahan di setiap syukur yang kita lafadzkan, ada keindahan di tiap kicau burung, ada keindahan setiap ketulusan, ada keindahan di setiap kita menyatu dengan kehadiran Ilahi….Sang Maha Indah….
10. Sesuatu yang bermanfaat akan semakin bermanfaat bila kita mensyukurinya. Yakni bila kita menggunakannya sesuai dengan tujuan serta merawatnya sepenuh hati. (09-06-2004)
Hargailah setiap karunia yang Allah berikan pada kita. Tak perlu kita iri pada apa yang dimiliki oleh orang lain. Kita tidak diciptakan untuk menjadi manusia yang kalah! Allah akan lebih senang kita memperoleh sesuatu dari hasil keringat sendiri.
11. Kesejatian kita adalah saat berlayar menembus badai mengarungi samudra kehidupan menuju pantai harapan. Jangan biarkan masa lalu menambat kita di suatu tempat. Justru hal itu yang akan membuat kita rapuh dan berkarat…..(11-06-2004)
Kita ibarat perahu… antara kita dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian kita teruji…. Hakikat diri kita adalah berkarya menemukan pulau kebahagiaan itu.
12. Jangan gentar, hadapilah tantangan. Kekuatan kita tertanam di dalam diri melalui perjalanan hidup yang panjang, terjal & licin, sesuatu yang kita alami sehari-hari. (11-06-2004)
Sebesar apapun masalah, takkan melebihi kemampuan kita untuk memikulnya. Justru untuk itulah kita berada disini. Masalah untuk dihadapi bukan dihindari… maka sungguh rugi orang yang mencampakkan masalah ……. karena di balik masalah ada hikmah……sesuatu yang berharga. Kita akan menemukan pemandangan indah saat di puncak setelah kita berhasil melewati jalan terjal, berbatu dan licin…
13. Masalah adalah hadiah, ia merupakan peluang menuju jenjang lebih tinggi, ia yang akan membuktikan ketangguhan jati diri kita. (11-06-2004)
Bila kita menganggap masalah sebagai beban, mungkin kita akan menghindar. Bila menganggap masalah sebagai tantangan, mungkin kita akan menghadapinya dengan berat. Namun jika masalah sebagai hadiah, kita akan menerima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, kita melihat pelajaran sekaligus keberhasilan di balik setiap masalah. Ia adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih. Maka hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk maju selangkah. Justru tanpa masalah, kita jadi tak layak memasuki jalur keberhasilan…!!!
14. Hidup hanya sekali, hadapi saja dengan senyum di bibir, ketulusan hati, kesederhaan berpikir, dan kegembiraan dalam dzikir. (15-06-2004)
Jalani hidup ini dengan ketulusan seutuhnya, saat kita berani menghadapinya, kita temukan bahwa hidup ini indah……..sangat indah. Kita lebih berharga dari masalah yang menghadang. Jangan sampai kita tenggelam hanya karena suatu masalah. Tak ada masalah yang abadi….
15. Kita memerlukan keberanian untuk sukses. Tiada guna pedang yang tajam, pena yang runcing, jalan yang terjal tanpa keberanian. (15-06-2004)
Memang tak ada jalan mudah menuju keberhasilan. Namun bila kita tak memulainya, kita takkan kemana-mana, kecuali tetap berada disitu, di lingkaran NOL BESAR kita. Seperti puncak gunung semakin tinggi memanjat, semakin sendiri para pendaki. Hanya pendaki yang tangguh saja yang berhasil menjejakkan kakinya disana.
16. Anugerah dalam diri manusia sudah begitu berharga; panca indera, anggota tubuh, akal pikiran, hingga sebongkah hati nurani. Semua tentu bukan untuk hal percuma, maka tak ada alasan untuk tidak memberikan yang terbaik dalam kondisi apapun. (17-06-2004)
Semestinya, kita bermanfaat dari pucuk rambut sampai ujung kaki. Seperti pohon kelapa membawa manfaat pada seluruh anggota tubuhnya, dari daun hingga akar. Tapi manusia dicipta lebih sempurna daripada kelapa, lalu mengapa banyak orang merasa hidupnya yang hanya sekali ini sia-sia?. Kita berlindung kepada Allah dari kesia-siaan hidup….
17. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah, dan sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya kita dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapa pun untuk mengubah dunia…..dunia kita. (22-06-2004)
Berdirilah depan jendela. Pandang keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa kita berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa kita hadir disini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung kita. Keberadaan kita bukan untuk sia-sia. Berikanlah yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan, maka saat itulah sebenarnya kita berada dalam kesuksesan….
18. Kerjakan kebaikan meski tampak remeh. Tak perlu kita menilai besar kecilnya jasa perbuatan baik kita. Setiap tindakan, baik maupun jahat, memerlukan pelaku. Bila kita tak melakukannya, orang lain akan menunaikannya. Lakukan yang terbaik….. atau hilang kesempatan. (24-06-2004)
Tak perlu kita menilai besar kecilnya perbuatan baik. Sebab sering kali sebuah perbuatan yang tampak remeh justru harus kita lakukan demi kebaikan yang teramat besar. Kita tak tahu skenario apa yang akan berlangsung satelah itu. Lakukan saja perbuatan baik sekecil apapun. Dan jangan sekali-kali menganggap orang lain lebih layak melakukannya.
19. Kita adalah baut kecil yang terpasang pada sebuah mesin raksasa yang bernama kehidupan. (25-06-2004)
Tak ada baut terpasang percuma. Semuanya mempunyai peran penting. Setiap baut harus berfungsi sebagaimana ia ada. Sayangnya, baut itu dapat aus atau terpental akibat motivasi keliru yang memandang materi, sanjungan, atau jabatan sebagai tujuan. Padahal ia hanyalah kembang gula pemanis gerak kita. Penuhilah peran kita agar mesin kehidupan terus berjalan.
20. Hidup ini bukan untuk mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa yang dapat kita lakukan dengan apa yang kita miliki. (25-06-2004)
Jangan mengeluh, kita telah sempurna untuk misi kita. Kita telah dianugerahi sosok terbaik. Kita hanya perlu mensyukuri apa yang ada pada diri kita sendiri, maka kita akan menemukan kekuatan yang tak terbayangkan. Nilai kita adalah apa yang kita karyakan bukan apa yang kita keluhkan. Carilah kekuatan itu pada diri kita sendiri….
21. Justru kita diciptakan untuk menyelesaikan masalah. Apalah artinya kita jika tak mampu menyelesaikan masalah. Masalah-lah yang mengangkat derajat kita. (26-06-2004)
Ibarat game kita takkan bermain pada level berikutnya kecuali kita sanggup mengatasi persoalan yang diajukan. Semakin tinggi level makin sulit persoalan dihadapkan. Tapi seiring dengan itu kemampuan kita kan bertambah. Allah memberikan ujian untuk dihadapi bukan untuk dihindari. Hadapi dan lalui……..tak perlu bertengkar dalam menghadapi masalah, karna itu bukan jawaban yang tepat. Setiap masalah pasti ada solusinya…….ini yang mengantarkan kita pada keberhasilan.
22. Jangan biarkan bisa menjadi tidak bisa!!! Siapa pun kita Allah telah jadikan sebaik-baik bentuk. (27-06-2004)
Mulailah mengerjakan sesuatu, jangan biarkan pertanyaan yang belum jelas, melunturkan kemampuan kita untuk melakukan sesuatu. Memang, banyak hal yang tak bisa kita lakukan saat ini. Tapi jangan relakan diri kita berada di titik nol. Kerjakan sesuatu yang kita bisa, meski hanya menuliskan sebuah titik. Sekecil apa pun langkah, sebagai permulaan adalah langkah besar bagi diri kita.
23. Kerja keras merupakan keharusan, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita menemukan kebahagiaan dalam tiap tetes keringat kita. (2-07-2004)
Mungkin kita berpikir apa yang akan kita peroleh dari yang kita lakukan. Namun alangkah lebih baiknya jika kita berpikir apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. Jangan hiraukan apa yang akan kita terima, dan yakinlah Allah akan memberi jauh lebih berharga dari apa yang kita berikan itu…!
24. Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat kita; mengubah butir-butirannya menjadi gula pemanis. (3-07-2004)
Namun bila kemudian kita menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan dari pujian itu, maka itu petaka! Saat itu kita telah kehilangan kebebasan dalam kebaikan, juga jati diri. Jangan timbang keberhasilan kita dari seberapa tinggi salut orang lain pada kita.
25. Kendalikan diri dari buaian sanjungan, karena ia mirip musang berbulu domba. (4-07-2004)
Menahan agar emosi tak terbakar oleh kata makian mungkin terasa sulit. Namun, jauh lebih sulit menahan kerusakan akibat sebuah sanjungan yang kita telan mentah-mentah. Bagai memar terbungkus es, sakit pun tak terasa, namun kerusakan jaringan tetap ada disana. Di balik nikmat sejuk sebuah pujian, tersembunyi memar yang kelak memakan habis kesadaran kita. Waktu kita terbuai, saat itu kita mudah diruntuhkan. Berhati-hatilah dengan setiap pujian, sanjungan, dan kehormatan yang kita terima…
26. Bermain curang berarti menodai kemenangan dan menipu diri sendiri. (6-07-2004)
Tak ada jalan pintas menuju kemenangan. Bila kita mencari-carinya, kita mungkin akan tergoda oleh taktik curang yang menjanjikan kemenangan besar. Pemenang yang bermain curang hanya pantas mengenakan mahkota lumpur. Apa arti kemenangan jika kita sendiri kalah dalam menjaga kemurnian cara permainan. Semua orang mengharapkan kemenangan, namun semua orang lebih menghargai kejujuran….
27. Jangan janji, bila kita tak mampu memenuhinya, karena sekali mencederai janji, akan cacat seumur hidup. (11-07-2004)
Tepati apa yang kita janjikan. Pertimbangkan matang-matang sebelum berucap. Janganlah kita tak sadar dengan perkataan yang menumbuhkan harapan bagi orang lain. Tak perlu banyak kata untuk menawarkan minyak wangi, sepercik keharuman jauh lebih harum dari kata harum itu sendiri. Oleh karena itu orang lebih terkesan pada apa yang dirasakan ketimbang yang kita ucapkan.
28. Wujudkan karya kita karena ketulusan hati. Kita berkarya karena kita menyadari bahwa keberadaan kita bukan untuk sia-sia. Kita adalah kekuatan dengan suatu tujuan. (21-07-2004)
Lakukan segala sesuatunya dengan penuh tawadhu’. Kita tak perlu mencari sanjungan, ucapan terimakasih, atau pujian dari orang lain. Sama sekali tak ada alasan untuk itu. Saat melakukan kebaikan orang lain tak perlu tahu bahwa kita yang melakukannya. Ketika kita merendahkan hati di hadapan orang lain, dunia kan menghormati kita. Sebaliknya, saat kita menyombongkan diri, dunia malah merendahkan kita!
29. Tetaplah berbuat kebaikan, meski tak seorang pun berterimakasih pada kita, atau jangan menunggu orang lain berbuat baik. (29-07-2004)
Jangan urungkan niat baik hanya karena soal pamrih terimakasih. Acap kali orang yang kita tuju tak mengetahui perbuatan kita. Namun orang-orang yang tak kita duga justru amat merasakan manfaat itu. Cukuplah Allah yang menyaksikan kebaikan kita, biarlah itu mengalir dari tangan kita; tanpa harus disadari. Bukankah ini lebih meringankan benak kita ketimbang menimbun beban perasaan berjasa.
30. Hiduplah bersahaja, terima apa yang kita dapat dengan lapang, dan ingat sesuatu dikumpulkan untuk diberikan. (14-08-2004)
Seekor tupai hanya tinggal dalam satu lubang, meski terdapat ribuan pohon besar di hutan. Seekor zebra hanya meneguk air kubangan secukupnya meski panas terik membakar gurun. Begitulah alam mengajarkan kesederhanaan. Kesederhanaan adalah kekuatan setiap orang besar di dunia, yang dipanuti jutaan orang bertahun-tahun, hidup sederhana. Seberapa tinggi kita mendaki karier, seberapa luas kita meraih cakrawala, selalu ada batas yang tak bisa dilewati, ini bukan batas yang menghentikan langkah, tapi batas untuk menyesuaikan makna hidup, kita pun dapat melangkah lebih ringan. Bila selama ini kita mengumpulkan sesuatu, maka batas-batas itu menuntun kita untuk merelakan lepas dari genggaman. Sadarilah saatnya pasti tiba.
31. Ketenangan bukanlah gemercik air di kolam, angin semilir, senyapnya malam, atau hijau dedaunan. Ketenangan tidak berada di luar sana. Ketenangan berada dalam diri kita. (22-08-2004)
Dalam mencari ketenangan, tak usah lari dari hiruk pikuk kehidupan. Pandanglah sesuatu dengan sederhana dan sejernih mungkin. Dunia adalah cermin pikiran. Kita yang mengatakan dunia itu ribut, sebenarnya berasal dari pikiran yang ribut. Berdamailah dengan diri kita sendiri. Kita perlu memiliki kekokohan seperti batu karang yang tak goyah walau badai menerpa.
32. Sebenarnya, apapun yang kita cari, kita hanya mencari segenggam kebahagiaan hidup. Lalu lalang dan pontang panting manusia tak lain karena itu. (30-08-2004)
Terkadang orang terhenti saat mereka menerima segenggam rezki, atau menemukan secuil kekuasaan, atau mereguk sekejap ketenaran, seakan-akan kebahagiaan ada dibalik yang mereka dapatkan itu. Namun sebenarnya kebahagiaan tiada di sela-sela itu semua. Kebahagiaan adalah kebebasan. Kehadiran kita di muka bumi untuk merintis kemakmuran, bagi masa kini dan ribuan generasi mendatang.
33. Dunia tak dapat membahagiakan kita. Hanya kita yang bisa melakukannya. Kita bisa berbahagia hanya dengan memutuskan untuk menjadi bahagia. (05-09-2004)
Barangkali kita berpikir tidak mungkin menjadi bahagia saat segala sesuatunya tak berjalan sesuai keinginan, atau suatu tragedi menyedihkan yang menimpa diri kita. Namun, kejadian dan lingkungan sekitar kita tak harus membatasi kita. Rasa sedih itu alami, menyehatkan dan tak dapat dihindari. Tapi, rasa sedih itu, meskipun mendalam, tak harus membelenggu diri kita. Boleh saja kita kecewa dengan kejadian di luar, namun kita bisa tetap berbahagia dengan diri sendiri sepanjang waktu. Berbahagialah dan jadilah diri kita yang terbaik……
34. Kesempatan selalu terbuka setiap saat, namun dengan kadar yang berbeda. Ia tak memihak siapa pun melainkan pada keputusan kita. Karenanya putuskanlah yang terbaik bagi kita. (10-09-2004)
Kata pepatah; matahari pagi takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar kita mau membukakan pintu keputusan kita. Dan kesempatan terbaik yang kita miliki adalah hidup yang hanya sekali ini melalui detik demi detik…..sesaat demi sesaat.
35. Kesuksesan tidak mendatangi kita. Kitalah yang harus menemuinya dengan serentetan kesempatan. Kesempatan emas yang kita cari ada dalam diri kita sendiri. Tidak bergantung pada lingkungan, keberuntungan atau pun pertolongan orang lain. (13-09-2004)
Kita bisa mulai pencarian dimana pun kita berada tiap saat. Rumput kejauhan mungkin tampak lebih hijau, namun kesempatan itu tepat berada dimana kita berada. Ketika kesempatan itu muncul, ambillah keuntungan darinya. Kita tak memerlukan lebih besar kemampuan, atau lebih luasnya kesempatan. Yang kita perlukan adalah menggunakan apa yang kita miliki sekarang! Belajarlah menangkap kemujuran, yang selalu berada di sekeliling kita. Setiap kita memiliki kesempatan untuk berhasil. Keberhasilan itu tidak bergantung pada seberapa cakep wajah kita, hidung yang mancung, harta yang melimpah….tidak. Akan tetapi keberhasilan itu ada pada saat kita sanggup memberi yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Sayangnya, sering kali orang memperlakukan kesempatan hidup layaknya memperlakukan cuaca buruk. Mereka menunggu dalam rumah hingga badai selesai….. tepislah itu dan putuskan bahwa hari ini adalah keberhasilan kita…..!!!
36. Tak ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Kita takut karena tidak mengerti……! bukalah pikiran kita untuk memahami ketakutan itu, maka kita akan temukan keberanian untuk menghadapinya. (25-09-2004)
Hadapilah hidup ini apa adanya, dengan lapang dada, jangan sembunyikan, tunda atau berhenti untuk memecahkan masalah kita. Karena bahayanya bukan karena masalah itu semakin besar, namun pikiran kita yang semakin kerdil, pandangan kita yang semakin sempit. Lawan…..tatap matahari bukan bayang-bayang.
37. Rasa takut merupakan alarm jiwa agar kita melakukan sesuatu. Jangan perlakukan ia dengan melangkah surut. Memang setiap hal baru memicu rasa cemas, ketidaktahuan membuat khawatir. Tapi bila kita paham, rasa takut sebenarnya penyedap yang membuat suatu masalah menjadi menarik. (26-09-2004)
Letakkan kerikil dekat ke cahaya lampu. Bila kita alihkan pandangan dinding di balik kerikil, kita temukan bayangan hitam besar, itulah yang kita anggap masalah. Namun itu hanya bayangan bukan persoalan yang semestinya kita hadapi. Jangan biarkan ketakutan mengalihkan pandangan kita dan melupakan masalah sesungguhnya. Tetaplah tekun memusatkan tujuan……. melihat cahaya terang bukan bayangan yang hitam…….
38. Bila di hadapan kita bertumpuk persoalan yang harus dipecahkan, tak usah berharap akan selesai dengan sendirinya. Jika kita tak mau mengambil kesempatan itu. Persoalan akan mencari orang yang tepat untuk menyelesaikannya, yakni orang yang bersedia untuk tumbuh dan berkembang. (27-09-2004)
Ketika kita menghindar dari hadangan persoalan, sebenarnya keberanian kita mengerut hingga tak lebih dari sejentik kekerdilan hati. Tapi yakinlah bahwa sebesar apapun ujian, ia takkan lebih besar dari kemampuan kita.
39. Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri. Saat kita berani menghadapi sesuatu yang menakuti berarti kita membuka pintu menuju kebebasan. (01-10-24)
Salah satu kejutan terbesar yang akan kita alami adalah saat kita menemukan bahwa kita bisa melakukan apa yang kita takuti tak bisa dikerjakan. Saat kita berpihak pada rasa takut sebenarnya kita telah meremehkan tidak hanya diri sendiri tapi juga Allah Sang Maha Pemberani……
40. Harapan adalah jawaban terindah saat gagal karena sebenarnya kegagalan mengajarkan kita bahwa jalan yang kita tempuh adalah salah. (10-10-2004)
Menjadi pemain selalu menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan, itu hanya bila kita tak kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, kita layak menantikan saat untuk bermain kembali. Bahkan kita pun harus tau bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu, kita tak tahu bagaimana menjadi menang. Seperti anak kecil, tak peduli berapa kali ia terjatuh. Namun sepanjang pikiran dan semangatnya tertuju pada keberhasilannya mengendarai sepeda, ia akan bangkit kembali. Dan selama ia bangkit, ia akan mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah keberhasilan.
41. Tak perlu mencari alasan untuk menutupi kegagalan, mulailah evaluasi dan bangkit untuk meraih keberhasilan. (12-10-2004)
Bila kita cari alasan untuk sebuah kegagalan, kita bisa dapatkan berjuta-juta alasan. Tapi alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali alasan berupa pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri, sekaligus melemahkan kekuatan kita. Kegagalan ibarat pasir keruh yang menyembunyikan emas. Emas itulah keberhasilan, hanya orang yang tekun menyisihkan pasir keruh yang akan menemukan emas itu!
42. Kesalahan memang tak mengenakan, namun orang yang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan dari pada keberhasilan. (15-10-2004)
Bila tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya kita koreksi diri, jangan-jangan kita tak melangkah setapak pun. Kesalahan menuntun kita untuk mengambil tindakan yang lebih baik. Kesalahan mengajak kita untuk pelajari kembali sesuatu yang terjadi. Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus kita kerjakan dan apa yang harus kita tinggalkan!
43. Adalah mustahil mengakhiri pertempuran amarah bila kita tak mengubur habis-habis kesalahan orang lain dengan maaf yang tulus. (15-10-2004)
Mema’afkan adalah membiarkan masa lalu tetap menjadi bagiannya sendiri, dan membuka kertas bersih untuk dituliskan lagi, entah oleh keberhasilan atau kegagalan. Siapa tahu…..?
44. Orang sukses selalu bertindak, dia yang mengarahkan kondisi, bukan kondisi yang mengarahkan dia. (17-10-2004)
Selalu bertindak …… ibarat air yang selalu mencari celah. Terus mencoba, kegagalan besar yang sering dilakukan manusia adalah gagal dalam mencoba. Orang sukses itu melewati kegagalan puluhan kali, atau bahkan ratusan kali. Justru untuk mengasah kemampuannya…..!
45. Akui kesalahan kita. Mengakui kesalahan bukanlah pertanda kelemahan. Justru diperlukan kekuatan untuk mampu melihat dan mengakui kesalahan. (24-10-2004)
Sebagai manusia, kita takkan bisa mencapai kesempurnaan. Kebijakan dan pelajaran hidup takkan tercapai dengan mengejar kesempurnaan. Namun kesalahan memberi pelajaran pada kita apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Dengan mengakui kesalahan dan bersedia menerima konsekuensinya, maka jiwa tak lagi terbebani. Memang esok hari hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berani menghadapinya.
46. Jangan bunuh keceriaan kanak-kanak dalam jiwa kita. Bermainlah sewaktu-waktu demi kesegaran gairah kita, karena medan kita adalah halaman surga tempat bermain. (27-10-2004)
Hal yang kita pelajari di masa kecil adalah bermain. Kita berlari, bersembunyi, bahkan berkelahi pun sambil bermain. Orang tua yang bijak membiarkan anak-anak bermain demi mengajarkan kegembiraan. Bahkan hewan pun melatih dirinya lewat bermain. Lumba-lumba berlompatan di permukaan air, anak kucing pun berguling bercakaran, kupu-kupu menari di area bunga. Bermain petanda gerak intelegensi dan kesegaran emosi.
47. Kebahagiaan tertanam dalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu menemukannya. Sayangnya kebahagiaan sering kali tertimbun endapan rasa takut, dengki dan kecewa akibat hal-hal di luar diri kita, karena itu harus kita singkirkan. (31-10-2004)
Dunia mungkin membuat kita sedih. Namun dunia tak boleh memiliki kita. Seperti antusias anak-anak, mereka tetap menemukan permainannya meski di tengah panas terik dan hujan lebat. Mereka lakukan itu karena dorongan keceriaan dan kebahagiaan dari dalam diri. Diri dalam mereka tidak dibatasi oleh dunia luar….. bukan dunia yang mengatur kita, tapi kita yang mengatur dunia…….
48. Allah.…menganugerahi kita seperangkat alat untuk menjalani kehidupan….. yang semuanya harus dijaga. (8-11-2004)
Penebang mengasah kapaknya. Pemburu mengencangkan busurnya. Penulis meraut pensilnya. Mereka harus memperbarui peralatannya. Inilah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tak banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang tumpul. Tak ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang renta. Tak ada kata yang bisa tertulis dari pensil yang patah. Maka tak ada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka kemakmuran. Serta tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kedamaian hidup ini…….
49. Mungkin kita tak mencapai akhir kesempurnaan. Namun, kita dapat menjadi sempurna untuk saat ini, yakni dengan mencurahkan seluruh karya kita sekuat tenaga & sepenuh hati. Setiap detik adalah jalan baru menuju perbaikan diri. (20-11-2004)
Teruslah memperbaiki diri. Keunggulan diraih melalui pengembangan tiada henti. Reputasi dibangun dengan memberi arti pada tiap langkah yang kita tempuh, jangan kau lihat seberapa jauhkah telah melangkah, tapi lihatlah seberapa benarkah langkah yang ditempuh…..karena hanya dengan kebenaranlah kita menjadi bernilai di mata Ilahi….yang Hak.
50. Sadari, kita tak bisa hidup seorang diri, selalu ada kehidupan yang berjalan berdampingan dengan kesibukan kita sendiri. Karena memang dunia milik semua orang. (23-11-2004)
51. Mungkin orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak mau menerima perbedaan yang sebenarnya merupakan keindahan…….. Maka bekerja samalah dengan tulus hati. (26-11-2004)
Bumi lebih membutuhkan kerja sama. Agar dapat membasahi seluruh ladang, diperlukan butir-butir air hujan bersamaan. Karena itu bersedialah untuk memberi dan menerima dengan siapa pun.
52. Rangkailah hal-hal kecil menjadi sesuatu yang bermakna besar, bukankah kata-kata yang indah terdiri dari huruf-huruf yang bila dipisah menjadi tidak berarti….(27-11-2004)
53. Putuskan apa yang inginkan dari hidup. Susun tujuan kita tinggi-tinggi, maka dunia akan berbalik dan menyilakan kita untuk mendapatkannya, itu hanya bila kita tau kemana akan pergi. (27-11-2004)
54. Ternyata…….hidup itu harus berbagi……. Kehidupan yang wajar adalah kehidupan yang saling menerima dan memberi. (29-11-2004)
Hendaknya kita tak menganggap semua orang mengerti kesulitan kita. Bantuan tak selalu datang begitu saja. Bila kita tidak meminta, bagaimana bisa mendapatkannya? Sampaikan saja permintaaan dengan baik, tulus, dan percaya diri. Dan yang penting kita sedang meminta bukan memerintah. Biarlah sesekali orang menolak kita. Namun, ini tak perlu mengaburkan kesadaran bahwa kita tak hidup sendirian.
55. Jangan padamkan lilin orang lain, hanya agar lilinmu menyala paling terang. Jangan rendahkan orang lain, apa pun alasannya, terlebih lagi hanya karena kita ingin meraih kehormatan yang lebih tinggi. (02-12-2004)
Percaya diri bukanlah kesombongan. Mungkin kita bisa menemukan kepercayaan diri dalam arogan,…. atau kita berpikiran bahwa sedikit menunjukkan kekuasaan akan menguatkan diri kita. Itu cuma bayangan, apalah arti kepercayaan diri bila orang lain enggan mempercayai kita, dan arogansi takkan pernah mendapat simpati. Lepaskanlah sikap karena Allah,……
56. Kesepian kita bukan karena tiadanya orang sekitar kita, namun karena tiadanya seseorang di hati kita. (03-12-2004)
Kita bisa kehilangan saat-saat berharga. Yaitu ketika kita menolak memberi bantuan pada orang yang membutuhkan, padahal kita tahu bahwa kita mampu. Saat mengulurkan pertolongan, tanpa sadar kita menjalin hati kita dan hati orang lain dengan dawai emas yang tak tampak. Dawai itu bernama persaudaraan. Semakin banyak kita menjalin dawai semakin jauh hati kita dari kesepian…….karena dawai-dawai itu akan memainkan nada-nada yang memenuhi dan menghibur jiwa………
57. Seberapa pun keberhasilan yang kita akui, pasti tak luput dari peran serta orang lain. Mereka membukakan pintu dan kesempatan, meski kita tak menyadarinya, maka berbagilah keberhasilan dengan kawan. (06-12-2004)
58. Keterampilan tinggi dapat menumbuhkan kepercayaan diri. Namun, keangkuhan yang mengabaikan keterbatasan diri dapat melukai seorang diri. Tukang cukur terbaik pun tak sanggup mencukur dirinya sendiri. Ia memerlukan orang lain. Maka minta tolong adalah bentuk penghormatan yang dapat menumbuhkan gairah. (07-12-2004)
59. Yakinlah kita berpotensi, siapa pun kita. Karena Allah menciptakan manusia dengan segenap potensinya. Maka yakinlah, lalu dengan keyakinan tersebut cari dan gali potensi itu. Ingat, jika kita tidak yakin, bagaimana kita akan menemukannya. Jika kita sendiri tidak yakin, lalu bagaimana dengan orang lain?! (09-12-2004)
60. Jangan mengeluh, kita telah sempurna untuk misi kita. Nilai kita adalah apa yang kita karyakan bukan apa yang kita keluhkan. Hidup ini bukan mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa yang dapat kita lakukan dengan apa yang kita miliki. (10-12-2004)
Ketika bercermin, yakinlah bahwa sosok yang kita temui disana adalah diri kita yang sempurna. Tiada cacat, tiada kurang. Tak perlu mempertanyakan mengapa kita berparas seperti itu, berwarna kulit ini atau bertubuh demikian, kita telah dianugerahi sosok terbaik, perlengkapan sempurna untuk menjalankan misi kita. Carilah kekuatan pada diri kita sendiri. Hidup ini terlalu singkat untuk mencari semua jawaban, namun selalu cukup untuk melakukan pekerjaan!!
61. Kalau kita tak bisa menjadi batu besar untuk membangun Candi, jadilah butiran pasir yang mengganjal batu-batu itu. Kalau kita tak mampu menjadi pasir, biarlah kita jadi hamparan hijau rerumputan yang menghiasinya. Kemegahan tak berarti tanpa kesederhanaan. (13-12-2004)
62. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil, yang membawa orang ke mata air…. air kedamaian. (17-12-2004)
Tak semua jadi nahkoda, tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu, tapi seberapa optimal kau mainkan peranmu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri. Bangkitlah saudaraku, tantang samudra, kau kan menang…..
63. Pemenang sejati adalah senantiasa lebih bersemangat untuk memperbaiki catatannya ketimbang mengalahkan orang lain….. (18-12-2004)
Kita adalah pribadi yang unik, tiada seorang pun dapat menyamai kita. Dalam diri kita terdapat keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tak perlu terpaku pada pencapaian orang lain. Tugas kita adalah menemukan keunggulan yang terdapat dalam diri sendiri dan mempersembahkannya pada Sang Pemberi kehidupan.
64. Pahami misi kita, sadari bahwa kita hidup punya misi. Jangan terhenti pada yang nampak. Temukan misi kita yang jauh, melampui pandangan dan pikiran. (20-12-2004)
65. Acap kali pemberian terbaik yang dapat kita berikan pada orang lain, bukanlah hadiah atau barang yang terpilih….melainkan kehadiran sosok kita. (22-12-2004)
Ketika orang lain bersuka cita, mereka mungkin mengundang kita untuk bersama merasakannya. Yang dapat kita lakukan adalah hadir dan turut tertawa. Kehadiran kita memantulkan kegembiraan. Namun ketika duka melanda, mereka mungkin tidak mengundang kita untuk merasakannya, tapi hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah hadir dan turut menghiburnya. Kehadiran kita akan meringankan kesedihan. Ibarat pasukan yang hampir dilanda putus asa dapat meluap semangatnya bila komandan tertinggi mereka turut hadir di tengah medan tempur.
66. Kita bisa memimpin di depan laksana Komandan memberikan aba-aba pada pasukannya. Atau memimpin di tengah bagai Kapten kesebelasan sepak bola yang mengatur penyerangan. Atau memimpin dari belakang seperti Petani mengangon berisan bebek-bebeknya. Dimana pun posisi kita, tak jadi soal. Yang lebih penting adalah kehadiran kita. (25-12-2004)
67.
68. Cobalah hentikan penghakiman pada orang lain, dan mulailah membersihkan cermin diri kita sendiri agar dunia tampak lebih jelas apa adanya. (27-12-2004)
Kita tak perlu gesa-gesa mengubah fikiran kita terhadap orang lain hanya karena mereka melakukan suatu kesalahan. Jika kita yakin bahwa kesalahan hanyalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan, maka tak perlu kita terpalingkan dari kejernihan berfikir.
69. Biarlah orang lain mengatakan sesuatu tentang kita. Bila itu bermanfaat, gunakan itu sebagai perbaikan diri, bila tidak, terimalah sebagai tanda menghargai, simpanlah mungkin sewaktu-waktu bermanfaat. Setidaknya ada orang yang memperhatikan kita. Dan itu bukanlah hal buruk. (29-12-2004)
Banyak orang takut pada pendapat orang lain tentang diri mereka. Padahal suka atau tidak, orang lain pasti memiliki pendapat tentang diri kita. Dan kita pun takkan mampu menghentikan. Seringkali ketakutan muncul karena kita berusaha membenarkan atau menyalahkan pendapat-pendapat itu. Padahal semestinya tak perlulah kita menambah atau mengambil sesuatu dari kita. Jadi mengapa risau?!
70. Kita berhak berpendapat dan membenarkannya, atau membenarkan dan menyalahkan pendapat orang lain. Demikian pula orang lain. Orang lebih suka mendengarkan apa yang ia ingin dengarkan, mengatakan apa yang ingin ia katakan, maka berlapang-dadalah…. (03-01-2005)
71. Berhentilah mengkritik dan mulailah menolong….bila perahu bocor di tengah lautan, kritik pada si pembuat perahu tidak akan menolong kita dari ketenggelaman. (03-01-2005)
Kita akan memiliki banyak waktu dengan tidak mengkritik. Setiap orang memahami sesuai dengan prasangkanya. Dan mereka berhak mempertahankan pendiriannya. Jadi untuk apa membebani diri dengan mengkritik apa yang terjadi pada orang lain. Kita tak selalu memaki segala sesuatu, bersikaplah jujur….. sungguh berbeda antara mengancam dan menolong.
72. Bila meminta sesuatu, sampaikan dengan baik. Jangan menghardik. Tak seorang pun merasa dirinya boleh dihardik. Bagi mereka, menghardik hanya boleh pada satu saja, yakni untuk membangunkan dirinya yang mulai terlenakan oleh kekeliruan. (08-01-2005)
73. Orang mungkin bisa melupakan kemarahan kita. Tapi ingatan bagaimana mereka dipermalukan tak mudah dihapus begitu saja. Jangan permalukan orang lain. Itu seburuk-buruk sikap yang dapat dilakukan oleh seseorang pada orang lain. Jagalah kehormatan siapa pun. Tidaklah kita menghormati orang lain kecuali menghormati diri kita sendiri. Kemuliaan tidak ditentukan seberapa bisa kita menghardik orang lain, tapi seberapa besar kita bisa memuliakan orang lain….? (18-01-2005)
74. Kejengkelan itu muncul karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika keinginan tak tercapai, tak ada salahnya kita sambut dengan senyum, karena itulah sebenarnya yang terbaik untuk kita. (18-01-2005)
Pernahkah kita alami ketika lupa membawa payung, hujan deras mengguyur. Kita basah kuyup kedinginan. Namun ketika kita siapkan jas hujan, justru panas terik datang membakar. Sebalkah kita? Yang kita inginkan tak kunjung datang, malah yang tak diharapkan datang menghampiri. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata……
75. Jangan angkat kaki dari alam ini. Rasakan angin dari mana berhembus. Maknai setiap peristiwa yang lewat di hadapan. Dari bumi ke bumi, berilah jarak keduanya dengan karya berarti. Bukankah kita lahir untuk membangun bumi?!. (19-01-2005)
76. Dunia ini adalah cermin. Bila kita tersenyum maka dunia pun tersenyum, jika kita murung maka dunia pun jadi murung. Dunia yang ribet sebenarnya merupakan cermin pikiran kita yang ribet……. dunia yang semrawut sebenarnya berasal dari pikiran kita yang semrawut. Karena itu usahakanlah untuk mengawali hidup ini dengan pikiran yang jernih. (19-10-2005)
77. Bahu…. adalah tempat memikul, tidak hanya barang tapi juga amanah. Karena itulah pangkat dilekatkan di bahu. Tanda pangkat adalah lambang tanggung jawab dan wewenang. (20-01-2005)
78.
Bahu mungkin tak punya arti di kebanyakan kita. Padahal ia diciptakan untuk memikul beban. Bahu mampu memanggul beban berat yang sulit dijinjing oleh tangan. Beban tanggung jawab pun di bahu. Bahu adalah wakil kekuatan jati diri kita. Namun kekuatan bahu kita bukan hanya terletak pada seberapa keras dan kuatnya bahu kita bisa memikul, melainkan juga seberapa lembut bahu kita jadi sandaran bagi orang lain.
79. Berhentilah mengeluh, hadapi persoalan. Kita telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan kita membenahi sesuatu. Kita telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia…. apa kita kan menyia-nyiakannya..? (21-01-2005)
Jangan biarkan keunggulan kita habis terlahap keluh kesah hanya karena kondisi…. dan jangan biarkan semangat hilang hanya karena tak tahu apa jawaban atas persoalan kita. Ambil nafas dalam-dalam…… tenangkan alam raya dalam benak kita. Dan mulailah ambil langkah baru. Beban kehidupan untuk dijalani bukan untuk disesali, yakinlah pasti ada jalan keluar!!!
80. Harapan merupakan kekuatan dibalik tiap gerakan. Harapan yang menggugah manusia berani menembus badai. Karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia. (22-01-2005)
Alkisah….dahulu ada seorang pengusaha sukses besar. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka jual, harta mereka pun terkuras, hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Tak lama sang suami pun tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti menjadi warung kecil sebelah pasar. Namun ujian terus berjalan, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan pinggir alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni pembeli. ”Wahai Ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?”, tanya seseorang mengenang masa lampaunya!, ”Harapan Nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya, karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tau kita tak bakal sempat memetik buahnya. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia.”,……begitu kata seorang Ibu yang salah satu cucunya kuliah di Tazkia
.
81. Hendaknya kita tak mudah terjebak pada apa kata orang. Berusahalah lebih percayai pandangan kita sendiri. Pandanglah sekitar kita dengan pandangan sederhana,…. pandangan hati. (28-01-2005)
Lihatlah anak-anak kecil dengan riang berlarian ke sekolah, itu pertanda cahaya kegembiraan tak memudar dari muka bumi. Dengarlah kicau burung bersahutan, pertanda kesejukan belum musnah di bumi. Terserah pada kita, apakah kita lebih suka melihat kemurungan atau harapan. Apakah kita terhenti pada keriuhan atau kedamaian. Jalin jemalin ini memang tak mudah dimengerti. Namun bila kita berkenan mengembalikan pandangan kita yang sederhana itu, niscaya kita temukan jutaan kebaikan…
82. Lakukan segala sesuatunya dengan upaya terbaik kita. Yakni sekuat tenaga, kecerdasan tinggi, dan setulus hati. Kita pun mampu menahan beban yang berat, memecahkan persoalan yang rumit dan menikmati kehidupan kerja kita. Tak perlu kita larut dalam kekalutan kondisi. (28-02-2005)
Pandanglah hasil kerja kita dari kejauhan. Akuilah bahwa kita tak mungkin mengetahui semua hal. Oleh karenanya, kita tak punya kuasa untuk memastikan bahwa semua upaya kita akan berhasil. Tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin, itu saja. Kita boleh berkemauan, untuk itu kita harus berupaya. Namun, kita tak punya hak untuk memutuskan apakah kenyataan akan sesuai dengan harapan. Sekali lagi hanya berusaha sebaik mungkin………
83. Senyum adalah sedekah termudah, termurah, dan terindah yang langsung mengetuk hati. Tebarkanlah senyum…..jangan sembunyikan itu di balik kebekuan hati. (29-01-2005)
Entah darimana anak-anak belajar melukis wajah matahari pagi dengan selengkung senyum. Mungkin mereka teringat, semasa bayi dahulu, para orang tua berjungkir balik atau menampakkan mimik lucu mereka, demi sebuah senyuman tulus seorang bayi……….
84. Mulailah komunikasi dengan sapaan, sertai dengan selengkungan senyum, dan serengkuh jabatan hangat. Sebuah malam pun tak di awali dengan dinginnya kelam, tapi hangatnya senja…. (29-01-2005)
Buka dengan sapaan, dan sapaan terbaik adalah salam. Ucapan ringan yang berat bobotnya, karena disitulah kehormatan kita tersirat. Tak banyak yang dapat kita harapkan dari seseorang yang untuk sebuah sapaan dan salam saja ia begitu kikir.
85. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak kita. Namun juga betapa lembut hati kita dalam menjalani segala sesuatunya. (06-02-2005)
Kita tak dapat hentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan kita yang kuat, atau membujuknya dengan berbagai kata manis. Kita harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada kita. Semua itu haruslah berasal dari hati kita.
86. Semua tindakan kita merupakan tabungan bagi diri kita sendiri, yang akan kita tarik kelak. Hanya dari rendah hati terdalamlah sosok cinta sejati mengalir….. (07-02-2005)
87. Bukan karena warna, tapi apa isi balon, itulah yang membuatnya terbang. (19-02-05)
Penampilan, memang berpengaruh. Tapi apa yang ada dalam diri kita jauh lebih penting. Hal yang ada dalam diri kita dan yang membuat kita berhasil adalah sikap, dalam konteks Islam disebut akhlaq. Akhlaq yang membuat orang-orang yang berhasil, berpikir dan bertindak secara sederhana serta lebih efektif. Tak heran jika dikatakan diakhirat, akhlaq mempunyai timbangan berat. Akhlaq membuat manusia dapat menjadi aset atau bahkan beban terbesar bagi anda.
88. Bagi orang yang berpikiran positif, tantangan dapat merupakan batu loncatan menuju kesuksesan. Sedang bagi seorang yang berpikiran negatif, tantangan dapat menjadi batu sandungan. (19-02-05)
89. Kesuksesan yang sesungguhnya diukur oleh kesadaran bahwa kita telah melakukan pekerjaan dengan baik dan telah berhasil mencapai tujuan. (20-03-05)
Kesuksesan tidak diukur dari tinggi posisi kita, melainkan dari rintangan yang berhasil kita atasi untuk sampai kesana. Kesuksesan hidup bukan ditentukan oleh bagaimana kita melakukan sesuatu dibanding orang lain, tapi dibanding dengan kemampuan optimal yang dapat kita lakukan. Orang-orang sukses, bersaing dengan dirinya sendiri. Mereka memperbaiki rekor sendiri dan terus memperbaikinya secara konsisten. Kesuksesan bukan diukur dari seberapa tinggi posisi dapat kita raih dalam kehidupan, melainkan berapa kali kita bangkit kembali setelah terjatuh.
90. Bukan hidup kita untuk seseorang, dan bukan seseorang hidup untuk kita. So it’s not our duty to make some one happy, but how to make Allah happy. Allah is our idealisme. Keep it…..forever, walau nyawa taruhannya. (30-03-05)
Segala sesuatu yang tidak tertuju pada Allah akan sia-sia. Kenapa harus kepada Allah? Karena Dia-lah sumber nilai-nilai, Pencipta kehidupan, pemilik segalanya, kepada-Nyalah semua kan kembali. Menjadi Allah sebagai tujuan akhir berarti kita bersinergis dengan kehendakNya, melaksanakan apa yang Allah inginkan, termasuk disini hadis bahwa siapa saja yang tidak menyayangi menusia, maka Allah tidak akan menyayanginya.
91. Mencoba adalah membuat kegagalan menjadi sebuah kemungkinan, sedang tidak mencoba membuat kegagalan menjadi sebuah kepastian. Kegagalan manusia yang terbesar adalah dalam mencoba. (06-10-05)
92. Pendidikan seharusnya mengajarkan bukan hanya bagaimana mencari penghidupan, tetapi juga bagaimana menjalani kehidupan. (11-02-05)
93. Orang yang bersikap positif mempunyai kepribadian; penuh perhatian, percaya diri, sabar, & rendah hati. (11-02-05)
94. Tiap manusia pada dasarnya memiliki potensi yang sama. Satu-satunya perbedaan terletak pada kemampuan menggali dan mengembangkan potensi yang ada. (29-03-2005)
Pada dasarnya, jika orang lain bisa, kita juga bisa! Tak ada kesuksesan yang tidak bisa capai bila benar-benar mau belajar dan terus belajar. Pepatah mengatakan, ”to be or not to be depend much on ur shouldier”. Kadang kita kagum dengan kehebatan orang lain. Padahal sebenarnya dalam diri kita tersimpan potensi dahsyat…!
95. Kadang kita terlalu bersemangat meraih apa yang kita inginkan, tapi kita lupa bahwa sesuatu yang besar pasti dimulai dari yang kecil. (29-03-2005)
96.
Ibarat orang menulis karangan, dimulai dengan merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat, lalu paragraf demi paragraf. Karena itu rubahlah dari paling dekat yakni diri kita sendiri, baru yang jauh….! karenanya Allah tidak merubah nasib suatu kaum hingga merubah diri mereka sendiri….!
97. Orang optimis adalah orang yang bisa melihat sisi terang dari apa pun. Memikirkan hanya yang terbaik, bekerja untuk yang terbaik, dan mengharapkan hanya yang terbaik…. (06-12-05)
98.
Menjadi optimis memang tidak mudah, disinilah ujian pertama yang harus dilalui oleh orang yang ingin menjadi optimis. Biasanya orang optimis berbicara tentang kebahagiaan, kesejahteraan kepada setiap orang yang dijumpai! bersaing dengan kemampuan diri sendiri, lebih sibuk membenahi catatan sendiri ketimbang memperbaiki catatan orang lain.
99. Kebiasaan menunda pekerjaan membuat kita lebih lelah dibanding mengerjakannya. Pekerjaan yang tuntas bisa membuat kita puas dan membangkitkan semangat, sedang pekerjaan yang tidak tuntas bisa melemahkan semangat … jangan tunda sampai hari esok apa yang sebenarnya dapat kita lakukan hari ini. (07-12-05)
100.
Ada orang yang suka melakukan penundaan dengan bersembunyi di balik kata-kata hebat ”saya sedang menganalisis”, dan enam bulan kemudian mereka masih menganalisis. Apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa mereka menderita penyakit yang disebut, ”kelumpuhan analisis”! Ada pula orang yang menunda-nunda dengan suatu alasan, ”saya sedang bersiap”, dan sebulan kemudian mereka masih juga bersiap. Apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa mereka mengidap penyakit ”beralasanisis”. Mereka selalu punya alasan!!!
101. Kita sangat menjaga barang berharga yang bisa kita beli dengan dengan materi, tapi kita lalai menjaga sesuatu yang amat berharga yang tak bisa dibeli dengan materi (seperti keimanan, tali persaudaraan, cinta kasih dll). Kita risau kehilangan barang berharga yang kita bisa membelinya dengan materi, tapi kemana risau kita ketika kehilangan sesuatu yang amat berharga yang tak bisa kita beli dengan materi….!? (07-12-05)
102. Pendidikan akal tanpa moral akan menimbulkan ancaman bagi masyarakat … sebaliknya moral tanpa akal, akan menghapus mudharat dengan mudharat yang baru. Semestinya pendidikan mencetka manusia yang bisa mengambil keputusan secara bijak dan penuh keberanian dalam situasi apa pun… (11-04-05)
103. Bodoh masih mending apabila dibandingkan dengan tidak memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. (25-04-05)
Mau tidak mau, kita harus menjalani hidup di dunia, dituntut tuk menentukan pilihan di tiap penggalan waktu, dan tiap pilihan meminta kita untuk melakukannya. Jika salah melakukannya maka bisa membawa bahaya…
104. Pengetahuan adalah kekuatan potensial dan hanya akan menjadi kekuatan riil jika digunakan dalam tindakan. (21-10-05)
Ilmu ibarat makanan, jika hanya disimpan akan menjadi busuk dan membawa penyakit. Jadi masalahnya bukan berapa banyak yang anda makan tapi berapa banyak yang anda cerna.
105. Tak perlu menunggu momen tertentu untuk memperbarui hidup. Karena merubah kehidupan itu berawal dari jiwa itu sendiri sebelum segala sesuatu. (07-12-05)
Setiap orang tentu menginginkan perubahan baru dalam perjalanan hidupnya. Namun perubahan yang diingini itu biasanya dikaitkan dengan momentum tertentu. Tak sedikit orang yang menunggu momentum itu. Mereka menyangka akan datang suatu kekuatan yang diharapkan akan memberi ghairah setelah lesu, dan harapan setelah lama tenggelam dalam keputusasaan. Walaupun mereka mendapatkan momentum itu biasanya takkan lama, karena yang demikian merupakan kelemahan jiwa yang menyandar pada kondisi luar yang tidak menentu. Semestinya memperbarui hidup itu harus dimulai dari dalam jiwa kita sendiri. Dan penangguhan dalam melaksanakan pembaruan dalam hidup kita dan perbaikan dalam amal perbuatan kita, tidak berarti apa-apa selain hanya memperpanjang masa-masa kelabu yang kita sendiri ingin melepaskan diri darinya.
106. Siapkan diri kita untuk menerima setiap kenyataan. Sebab, menerima dengan tulus apa yang terjadi adalah langkah pertama mengatasi setiap kemalangan menuju kebangkitan. (13-12-05)
Di dunia ini terjadi kejadian melainkan Allah merencanakannya. Bayi yang lahir, hujan yang turun, daun yang jatuh semua berada dalam genggamanNya. Tapi yang jelas Allah takkan pernah mendhalimi kita, lalu buat apa kita meratapi dan tidak menerima kejadian yang kita takkan pernah bisa merubahnya, apa yang membuat kita tidak rela dengan keputusan Allah. Selalu ada mutiara di balik kejadian. Ambillah dan manfaatkan. Itu akan menghiasi diri kita.
107. Seseorang yang berjalan dengan memiliki tujuan, ia akan lekas sampai walau menemui banyak rintangan namun seseorang yang berjalan tanpa tujuan, ia takkan pernah sampai walau jalannya mulus
108. Kebahagian adalah ketika mushaf menjadi teman akrab anda, amalan anda menjadi hobi, rumah menjadi tempat anda untuk menyendiri, dan harta simpanan anda adalah kepuasan diri anda.
109. Yang lebih indah dari istana dan rumah mewah adalah buku, yang biasa menjernihkan pemahaman, yang membuat hati menjadi gembira, yang membuat jiwa menjadi teduh, yang membuat hati menjadi lapang, dang membuat pikiran berkembang
110. Keamanan adalah tempat datar yang paling lapang, kesehatang adalah pelindung diri yang paling sempurna. Ilmu adalah makanan yang paling lezat. Cinta adalah obat yang paling mujarab. Dan lindungan Allah atas segala keburukan kita adalah pakaian yang paling baik.
111. Sukses adalah hak setiap orang, Hak mereka yang sungguh-sungguh bekerja keras dan komitmen dengan visi misi mereka , tidak ada manusia malas , tidak ada manusia bodoh semua oleh pencipta telah dianugrahkan kemampuan dalam otak yang sangat dahsyat
112. Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.
113. di saat diri ini terserang penyakit kelemahan tuk berjuang,,,ada saat-saat kepenatan itu kan berulah didalam hati….dan secercah semangat kian bangkit tuk mengokohkan kaki didalam barisan ini…yah…we brother n sister in islam…Allahu Akbar !!!! Kembali berjuang…..
114. “Barangsiapa yang menjadikan dunia ini sebagai terminal akhir cita-citanya, niscaya Allah akan menceraiberaikan urusannya, menjadikan kepapaan menghantui dirinya, dan ia hanya mendapatkan harta duniawi seperti yang telah ditetapkan (Allah) baginya; dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya (terminal utama perjalanannya), maka Allah akan memudahkan segala urusannya, serta menciptakan kepuasan dalam hatinya, sementara dunia datang tunduk kepadanya.” (HR Ibnu Majah)

cekidot ...tohttp://telagaalkautsar.wordpress.com/untaian-motivasi-dan-inspirasi/